Jakarta - Kepala Bagian Perencanaan Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) Safrizal Za mengatakan, perlunya pedoman dan materi khusus yang mengintegrasikan sekolah dengan beberapa pihak yang terlibat langsung dalam sekolah siaga bencana. Tujuannya untuk membangun kesamaan pemahaman semua pihak terkait sekolah siaga bencana.
Dikatakan, kesadaran akan sekolah siaga bencana masih perlu ditingkatkan. Apalagi, sekolah merupakan urusan dari kabupaten/ daerah sehingga sangat diperlukan pemahaman dan komitmen dari kepala sekolah, dinas pendidikan, dan komunitas untuk mendukung program pengurangan resiko bencana.
“Kita akan melakukan penguatan kapasitas pengetahuan kepada guru dan siswa di sekolah,” katanya dalam Seminar Nasional Sekolah Aman di Jakarta, Selasa (29/9).
Safrizal menambahkan, pelatihan akan dilakukan secara berkala dan terukur sehingga perlu keterlibatan dan dukungan dari dinas pendidikan. Integrasi kurikulum pengurangan resiko bencana (PRB) sangat diperlukan dalam proses pemantauan dan evaluasi sekolah.
Dia menerangkan, perlunya pengetahuan tentang RPB bagi siswa dan guru bertujuan agar benar-benar memahami proses dalam menghadapi kerawanan bencana. Dengan pendidikan formal tentang PRB terlaksana secara sistematis dan berkesinambungan maka bisa meminimalkan dampak bencana serta mengurangi biaya pemerintah dalam sosialisasi program PRB pada masyarakat.
Safrizal menjelaskan, sekolah siaga bencana adalah sebuah upaya kesiagaan sekolah untuk menggugah kesadaran seluruh pemangku kepentingan dalam pendidikan baik individu maupun kolektif di sekolah dalam hal kesiagaan bencana.
sumber: beritasatu