Jakarta - Bencana kabut asap di enam provinsi di Pulau Sumatra dan Kalimantan belum juga hilang meski telah enam bulan melanda. Kondisi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, bahkan makin membahayakan warga.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, jarak pandang di Palangkaraya kini hanya 100 meter. Angka ini jauh di bawah jarak pandang di daerah lain di Kaliamantan seperti Pontianak 1.000 meter, Sintang 400 meter, dan Ketapang 800 meter.
Untuk jarak pandang beberapa daerah di Sumatra masih di batas 500 meter, seperti Pekanbaru 500 meter, Jambi 500 meter, dan Palembang 700 meter.
Kualitas udara Palangkaraya pun paling buruk dibanding daerah-daerah lain. Kualitas angin di ibu kota Kalimantan Tengah tersebut, kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, masuk kategori sangat tidak sehat.
"Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Pontianak ada di angka 275 ugr/m3 dan masuk kategori sangat tidak sehat," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya kepada media.
Sementara untuk ISPU di daerah lain, baik Kalimantan ataupun Sumatra, tak ada yang seburuk Palangkaraya, yakni di angka 983 atau level sangat berbahaya. ISPU di Pekanbaru 380 (level berbahaya), Jambi 504 (berbahaya), Palembang 391 (berbahaya), dan Medan 166 (tidak sehat).
Pantauan Satelit Terra Aqua dari NASA mencatat ada 1.820 titik di Sumatra dan Kalimantan, dengan rincian di Sumatra 1.563 titik –Sumatra Selatan 1.340, Riau 9, Jambi 131, Bangka Belitung 22, Lampung 57, Kepulauan Riau satu; dan di Kalimantan 257 titik –Kalimantan Barat 51, Kalimantan Tengah 108, Kalimantan Selatan 71, dan Kalimantan Timur 27).
BNPB mengerahkan sekitar tujuh helikopter dan pesawat water bombing, serta satu pesawat CASA untuk menurunkan hujan buatan di Sumatra Selatan. Selain itu, sebanyak 1.594 personel TNI-Polri dikirim dari Jakarta untuk memperkuat satuan tugas darat di Sumtera Selatan, sehingga total ada 3.694 personel gabungan yang bertugas memadamkan api di darat.
"Lebih dari satu bulan hotspot di Sumatra Selatan belum juga dapat dipadamkan,” ujar Sutopo.
Titip api di Sumatra Selatan terkonsentrasi di perkebunan dan hutan tanaman industri di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
sumber: CNN Indonesia