SLEMAN -- Maraknya bencana yang terjadi saat ini menuntut peran perguruan tinggi untuk memasukkan kurikulum pendidikan bencana bagi mahasiswanya. Sehingga mereka mampu memahami perannya di masa depan dalam penanggulangan bencana.
“Proses pembelajaran manajemen bencana kesehatan ini semakin berat, terutama dirasakan oleh mahasiswa yang belum memiliki pengalaman dalam situasi bencana,” kata Ketua Pokja Bencana Fakultas Kedokteran UGM Handoyo Pramusinto dalam pembukaan Pameran Ilmiah Manajemen Bencana Kesehatan di Indonesia, Senin (2/11).
Ia berharap pameran ilmiah ini bisa menjadi media pembelajaran bagi seluruh sivitas akademika di UGM. Bukan hanya mahasiswa ataupun satuan keamanan kampus, namun juga pegawai dan dosen bisa memahami manajemen bencana kesehatan.
Senada dengan itu, Sekretaris Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK UGM, Putu Eka Handayani melihat banyak kemajuan materi pembelajaran yang disampaikan dalam pameran ilmiah kali ini. Eka berharap sivitas akademika UGM bisa tanggap baik dalam pra maupun ketika bencana terjadi.
“Tidak hanya ketika bencana terjadi namun juga prabencana,” kata Eka.
Dekan Fakultas Kedokteran UGM Prof. Teguh Aryandono berharap melalui pameran ilmiah ini mahasiswa dan lulusan FK UGM akan lebih memahami karakteristik bencana. Sehingga, mereka bisa memberikan bantuan kepada masyarakat ketika terjadi kejadian bencana yang mendadak.
“FK UGM mendorong mahasiswa agar selalu waspada terhadap bencana dan menyampaikannya kepada masyarakat,” tegas Teguh.
Pameran Ilmiah Tentang Manajemen Bencana Kesehatan di Indonesia ini merupakan kerja sama antara Fakultas Kedokteran UGM, Pokja Bencana FK UGM, dan Divisi Manajemen Bencana Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan FK UGM.
Agenda ini berlangsung mulai tanggal 2 sampai 4 November 2015. Beberapa organisasi yang ikut serta dalam pameran, antara lain Komunitas Merapi, PMI, dan MDMC.
sumber: REPUBLIKA.CO.ID