Kalsel - Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor mengatakan status siaga darurat bencana banjir, tanah longsor, dan puting beliung di provinsi ini sejak 10 Januari hingga 31 Maret 2016 bisa diperpanjang apabila diperlukan.
Menurut Sahbirin, pemerintah akan memastikan kondisi cuaca yang terjadi dalam beberapa minggu ke depan.
"Kalau memang diperlukan, status tersebut akan kita perpanjang," kata Sahbirin di Banjarmasin, Selasa (08/03/2016).
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kejadian banjir dan tanah longsor di Kalimantan Selatan Bulan Januari - 6 Maret 2016 terjadi di Kabupate Tabalong, merendam tujuh Kecamatan 25 Desa dan 1.840 Rumah.
Kemudian, di Kabupaten Balangan, merendam tiga Kecamatan sembilan desa dan 205 rumah, Hulu Sungai Utara, merendam 10 Kecamatan, 166 Desa dan 4.715 Rumah dan Tanah Bumbu, merendam lima kecamatan, 21 desa dan 814 Ha sawah terendam.
Penanganan banjir telah difokuskan di masing-masing kabupaten, baik dalam hal evakuasi maupun bantuan kebutuhan dasar (logistik). Pemerintah provinsi telah memberikan bantuan peralatan dan logistik ke masing-masing Kabupaten/Kota.
Sebelumnya, Senin (07/03/2016) dilaksanakan rapat koordinasi terpadu penanggulangan kebakaran lahan dan hutan bersama dengan TNI, Kepolisian, serta BPBD se Kalimantan Selatan.
Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Bandara (BMKG) Syamsudin Noor, Ibnu Sulistyono mengatakan, Kemarau 2016 diperkirakan diawalai pada akhir Mei 2016, yang intensitas dan frekuensi terjadinya hujan normal.
Saat ini, kata dia, hujan dengan intensitas tinggi, masih mungkin terjadi di wilayah Kalimantan Selatan bagian Timur masih mungkin terjadi, sehingga kemungkinan terjadinya banjir, tetap harus diwaspadai.
Sementara, pengaruh elnino pada 2016 ini, diperkirakan sudah tidak ada lagi, sehingga suhu udaranya akibat kemarau cenderung normal.
Namun, kata dia, peluang kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan tetap menjadi menjadi perhatian lebih besar, diprediksi puncak musim kemarau antara Agustus - Oktober 2016.
Sebelumnya, Kepala Seksi Operasi SAR Banjarmasin Wasino mengatakan, menghadapi berbagai kemungkinan bencana tersebut, pihaknya telah menyiagakan seluruh personil dan seluruh peralatan yang dimiliki.
Seluruh peralatan penanganan banjir, baik darat maupun sungai, kini sudah disiapkan, bila terjadi bencana di beberapa daerah di Kalimantan Selatan maupun Kalimantan Tengah.
Beberapa peralatan tersebut antara lain, kapal rescue boat sepanjang 12 meter untuk evakuasi, kemudian perahu karet dan beberapa peralatan lainnya.
Selain peralatan, SAR pihaknya juga telah menyiagakan 91 orang personil selama 24 jam, yang ada Banjarmasin, Kotabaru, Sampit dan Pangkalanbun, untuk sewaktu-waktu melakukan pertolongan bila terjadi bencana.
Wasino memperkirkan, beberapa daerah, yang dulungnya langganan banjir cukup parah, seperti daerah Bati-Bati dan Cempaka, banjirnya akan berkurang.
Menurut dia, pemerintah telah mengeruk sungai yang dangkal dan membangun aliran sungai darurat di daerah Cempaka.
sumber: Rimanews