WONOGIRI – Di level nasional, Kabupaten Wonogiri memiliki indeks skor 146 dan menjadi daerah berkategori tinggi dalam hal kerawanan bencana alam di Indonesia, utamanya bencana alam tanah longsor dan banjir, yang terjadi pada setiap musim hujan.
Demikian ditegaskan Asisten Sekda Wonogiri Bambang Haryadi, Kamis (2/6), ketika menjadi pembina apel latihan gladi siaga penanggulangan bencana alam yang digelar di Alun-alun Giri Krida Bakti di depan Kantor Bupati Wonogiri. ‘’Bencana alam memang tidak dapat diprediksi kapan terjadi. Tapi dengan menyiapkan tenaga terlatih siaga penanggulangan bencana, maka dampaknya dapat dieleminisasi,’’ tegas Bambang.
240 Bencana
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri Bambang Haryanto menyatakan, selama lima bulan terakhir, periode Januari-Mei 2016, di Wonogiri terjadi 240 bencana yang menimbulkan kerugian material Rp 3,39 miliar, terdiri atas bencana longsor 115 kali, banjir 28 kali, angin topan 87 kali, dan kebakaran 10 kali. ‘’Untuk latihan gladi penanggulangan bencana yang digelar satu hari di Alun-alun Giri Krida Bakti ini diiikuti 284 personel sukarelawan siaga bencana,’’ ujar Bambang Haryanto.
Para peserta datang sebagai perwakilan dari dinas dan instansi pemerintah, badan usaha, TNI, Polri, dan unsur terkait lain. Tampil menjadi instruktur pelatihan adalah para sukarelawan dari BPBD, PMI, SAR, TNI, dan Polri yang berkualifikasi sebagai pelatih.
Kepada para peserta diberikan simulasi penanggulangan bencana yang skenarionya dibuat untuk penanganan bencana banjir.
Utamanya ketika terjadi luapan air buangan dari Waduk Gajahmungkur Wonogiri karena hujan deras berkepanjangan dan menyebabkan volume air melebihi kapasitas tampungan. Para peserta juga dilatih mendirikan tenda, memasak logistik di dapur umum, cara taktis dalam melakukan komunikasi penanggulangan bencana, dan praktik pemberian pertolongan kepada korban bencana. (P27-85)