TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama tim SAR gabungan masih terus mencari 20 orang yang hilang akibat banjir bandang di Garut, Jawa Barat. “Penyisiran kami perluas hingga wilayah Sumedang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada Tempo pada Minggu, 25 September 2016.
Sutopo mengatakan tim gabungan saat ini memperluas pencarian di beberapa daerah di Sumedang. Di antaranya kawasan Bojonglarang, Cimacan, Lapangan Paris, Waduk Jatigede, dan Kampung Cusurat Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang. Tim gabungan itu terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, Tagana, PMI, relawan, NGO, SKPD, dan masyarakat. Pencarian korban tragedi Garut
Menurut Sutopo, tim gabungan memiliki kendala luasan wilayah yang terdampak banjir bandang. Tim SAR harus mencari korban yang tertimbun bekas bangunan dan lumpur. Tidak semua lokasi dapat dijangkau alat berat, sehingga pencarian dilakukan secara manual.
Saat ini lima alat berat dan delapan anjing pelacak dari Polda Jawa Barat dikerahkan. Akses menuju lokasi terdampak juga sempit. Di sungai, kondisi aliran Sungai Cimanuk keruh karena sedimentasi tinggi. Tim SAR menyusuri sungai hingga Waduk Jatigede di Sumedang. Cuaca juga kurang bersahabat karena hujan sering turun.
Hingga Minggu sore, BNPB mencatat ada 33 orang tewas, 20 hilang, 35 orang luka-luka, dan 6.361 orang mengungsi. Pendataan sementara terdapat 2.049 rumah rusak yang meliputi 283 rumah hanyut, 605 rumah rusak berat, 200 rumah rusak sedang, dan 961 rumah rusak ringan.
Masyarakat telah setuju untuk relokasi wilayah. BNPB kemudian menurunkan tim untuk melakukan perhitungan kerugian dan kerusakan alibat bencana untuk rencana penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pascabanjir nantinya. Penanganan darurat terus dilakukan. Tim Reaksi Cepat BNPB terus mendampingi BPBD Kab Garut dan BPBD Provinsi Jawa Barat dalam penanganan darurat.