Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat Hari Mustika mengatakan, banjir itu disebabkan luapan air dari Sungai Cidadap pasca-hujan deras yang mengguyur daerah tersebut.
"Akibat luapan tersebut, jembatan penghubung Desa Gununghalu dan Desa mekarwangi di Kampung Tonjong RT 04/09 rusak berat. Jembatan masyarakat putus di Desa Sirnajaya," kata Hari kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Kamis malam.
Banjir itu pun memaksa 19 kepala keluarga yang terdiri dari 58 jiwa mengungsi. Tak hanya itu, luapan sungai pun merendam 42 hektar area pesawahan. Barang-barang milik warga pun turut terseret banjir. Kerugian materil ditaksir mencapai Rp. 120 juta.
"Unsur Muspika bersama BPBD dan relawan melaksanakan evakuasi korban ke titik evakuasi di mess dan aula pabrik teh Montaya. Namun dari 19 kepala keluarga hanya beberapa yang berada di pengungsian. Sebagian besar mengungsi ke tempat saudara terdekat," ujarnya.
Selain itu, lanjut Hari, BPBD Kabupaten Bandung Barat juga telah memberikan bantuan logistik berupa makanan siap saji, terpal, dan selimut untuk para korban.
Ia meminta masyarakat sekitar agar terus meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya potensi banjir susulan.
"Kita bersama-sama melaksanakan pemantauan lokasi bencana untuk antisipasi terjadinya bencana susulan," kata Hari.
Banjir bandang terjadi di Kampung Pasanggrahan, Desa Sirnajaya, Kecamatan Gununghalu pada Kamis (22/2/2017) sekitar pukul 15.30 WIB. Banjir itu sempat menggenang kawasan pemukiman warga dengan ketinggian air mencapai 2 meter.
"Banjir akibat luapan Sungai Cidadap yang diakibatkan hujan lebat di daerah hulu sungai, yang menyebabkan tergenangnya bangunan/rumah warga setinggi 1- 2 meter," ucap Hari.
sumber: KOMPAS.com