INILAH, Purwakarta - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Becana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta, tengah melakukan pemetaan ulang terkait daerah-daerah rawan bencana alam di wilayah itu. Mengingat, kabupaten ini merupakan salah satu daerah di Jabar yang dinilai rawan bencana.
Kepala DPKPB Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibisono menjelakan, bencana alam yang kerap terjadi di wilayah kerjannya meliputi tiga hal. Antara lain, tanah longsor, banjir dan puting beliung. Selain itu, juga rawan kebakaran.
“Kebakaran dan Bencana alam akibat pergerakan tanah (longsor) yang paling kami waspadai,” ujar Wahyu kepada INILAH, Minggu (5/3/2017).
Untuk itu, terang dia, pihaknya telah meminta kepada pemerintahan di tingkat kecamatan untuk menginventarisasi ulang daerah rawan bencana alam di wilayah masing-masing. Selain itu, masyarakat pun diminta untuk lebih tanggap bencana.
“Beberapa pekan lalu, kita sudah surati camat untuk mendata ulang daerah-daerah yang dianggap rawan bencana alam di wilayah mereka. Tapi, sampai saat ini data tersebut belum juga diserahkan ke kita,” jelas dia.
Jika merujuk pada peta lama, dia menambahkan, bencana alam yang paling sering terjadi di wilayahnya, yakni tanah longsor. Bahkan, dari 192 desa/kelurahan yang ada 18 desa diantaranya merupakan daerah rawan bencana alam akibat pergerakan tanah.
Bencana alam akibat pergerakan tanah ini bisa saja terjadi. Apalagi, menilik dari kontur tanah di beberapa wilayah di Purwakarta yang terdiri dari tanah lempung. Sehingga sangat berpotensi terjadi longsor. Sebut saja salah satunya, Desa Parakan Lima dan Cisalada, Kecamatan Jatiluhur.
Berbeda dengan longsor, kata dia, untuk bencana banjir nyaris tidak ada. Memang, dulu ada satu desa yang kerap menjadi langganan banjir. Yaitu, hanya Desa Cikao Bandung, Kecamatan Jatiluhur saja. Desa tersebut, berada di bawah Bendungan Waduk Jatiluhur dan jadi wilayah pertemuan antara Sungai Citarum dengan Sungai Cikao.
“Tapi, sejak dibangunnya tanggul penahan air di aliran sungai Citarum, desa tersebut tak lagi dilanda banjir. Biasanya, kalau musim hujan seperti sekarang ini wilayah tersebut pasti terkena banjir akibat luapan sungai,” jelas dia.
Sedangkan, dia kembali menambahkan, untuk wilayah yang sering dilanda bencana angin ribut, hampir seluruh kecamatan yang ada di Purwakarta berpotensi diterjang angin puting beliung.
“Dari kecamatan yang ada, wilayah Kecamatan Bungursari dan Purwakarta yang paling sering terjadi kasus angin puting beliung,” tambah dia.
Sebagai antisipasi bencana, pihaknya telah menguatkan koordinasi dengan beberapa pihak. Dari mulai TNI/Polri, Camat dan seluruh perangkat desa, hingga bupati. Supaya, bila terjadi bencana alam di suatu wilayah bisa segera ditanggulangi. [jek]