Sejak pagi tadi masyarakat Kota Malang diganggu hujan abu yang diyakini berasal dari abu vulkanik Gunung Bromo. Serpihan debu itu terasa jika masyarakat berada di luar rumah. Petugas Pos Pengamatan Gunung Bromo Ahmad Subhan membenarkan jika hujan abu yang mengguyur Kota Malang disebabkan abu vulkanik dari Gunung Bromo.
"Ya benar dari Gunung Bromo. Abu vulkanik mengarah ke barat dan barat laut sejak pagi tadi. Wilayah Malang yang berada di sisi barat Gunung Bromo pasti terkena imbasnya," kata Subhan saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Rabu (27/4/2011).
Gambar: www.arsipberita.com
Dia menambahkan, letusan terjadi satu kali pukul 06.00 WIB pagi tadi. Dengan ketinggian 400 sampai 800 meter dari puncak kawah. Hingga pukul 10.00 WIB, letusan masih terjadi namun di bawah ketinggian 400 meter. Diperkirakan nanti siang abu vulkanik mengarah ke barat daya, sesuai pergerakan arah angin.
Sementara Indra (27), seorang ibu rumah tangga mengaku aktivitasnya di luar rumah terganggu dengan guyuran abu. Bahkan, dirinya terpaksa menggunakan helm full face untuk mencegah abu terhirup ke tubuhnya. "Abu Bromo mengguyur kita sejak pagi ini," kata Indra di Kantor Samsat Polres Malang Kota.
Hal senada juga diungkapkan Bagyo, PNS di lingkungan Pemkab Malang. Guyuran abu Bromo dirasakan sejak berangkat menuju Pendopo Kabupaten Malang, Rabu pagi. "Ini jelas, akibat abu Bromo," terangnya.
Dia menyakini, abu vulkanik gunung berada di Kabupaten Probolinggo dirasakan warga kota apel ini akibat terpaan angin.
Dari informasi yang dikumpulkan, arah angin mengarah ke barat dan barat laut dari lokasi puncak gunung. Kota Malang berada di sisi barat, mendapat imbasnya. "Arah angin ke barat, itu posisi Kota Malang," ujar Kepala Sandi dan Telekomunikasi Pemkab Malang, Bagyo.
Meski begitu, dirinya bersyukur sebagai warga Malang bisa menikmati guyuran abu Gunung Bromo. "Alhamdulillah, akhirnya bisa merasakan abu Bromo," ungkap dia melalui pesan singkatnya.
Dari pantauan detiksurabaya.com, guyuran abu Bromo sangat terasa jika berada di luar ruangan. Namun, tak terlihat ada masyarakat terganggu dengan abu vulkanik itu.
Para pengendara motor ataupun warga yang melakukan aktivitas di luar rumah, ada yang menggunakan penutup kepala ataupun masker sebagai pelindung.
Sumber: www.surabaya.detik.com