TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menyiapkan distribusi air bersih ke beberapa desa di Kecamatan Kawunganten. Suplai air bersih itu menyusul permintaan beberapa desa yang sudah mulai dilanda kekeringan.
Kecamatan Kawunganten selama ini diidentifikasi sebagai daerah rawan bencana kekeringan dan air bersih.
"Baru dua desa yang meminta. Kami minta manfaatkan air sumur dari penampungan air hujan yang masih ada dulu, jika tidak mencukupi kami kirim tanki," kata Kepala BBPD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy, Kamis (1/6)
Kawunganten berada di daerah dataran rendah sehingga terpengaruh pasang rob air laut.
Di wilayah tersebut, saat musim kemarau, warga tidak bisa menggunakan air sumur karena keruh dan berbau karat besi. Kualitas air tersebut membuatnya tak layak dikonsumsi.
Selain Kawunganten, dua kecamatan lain, yakni Patimuan dan Bantarsari teridentifikasi rawan bencana kekeringan tingkat tinggi.
Letak dua kecamatan itu berimpitan dengan Laguna Segara Anakan dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibeureum sehingga rawan krisis air bersih.
Sedikitnya terdapat sembilan kecamatan di wilayah Cilacap yang rawan kekeringan, di antaranya, Kawunganten, Bantarsari, Patimuan, dan Kedungreja.
BPBD Cilacap telah menyiapkan 500 tangki air bersih untuk mengantisipasi krisis air bersih di Kabupaten Cilacap. Komara optimis, stok air bersih itu akan mencukupi kebutuhan air bersih di wilayah terdampak bencana kekeringan tahun 2017.
"Meskipun tahun kemarin kemarau basah dan tidak ada permintaan air bersih, tahun ini diperkirakan kemarau akan normal, antara Juni hingga September 2017. Sehingga stok 500 tanki air bersih dirasa cukup," katanya.
Selain kekeringan, bencana kebakaran juga mengancam warga saat tiba musim kemarau.
Daun-daun kering akan mudah terbakar dan memicu kebakaran yang lebih luas saat tertiup angin kemarau.
Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar mewaspadai hal-hal yang dapat memicu terjadinya kebakaran. (*)