Jalan rusak yang tidak kunjung diperbaiki menyulut kemarahan warga. Kali ini sorotan ditujukan pada jalan negara Tegal - Purwokerto, yang ambles di Tanjakan Ciregol, Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong, Brebes, Jawa Tengah. Kemarin, ratusan warga melampiaskan emosi mereka dengan menggelar unjuk rasa. Massa menuntut jalan segera diperbaiki.
Aksi di jalan raya itu melumpuhkan arus lalu lintas, sejak pagi hingga siang hari. Warga datang ke lokasi aksi dengan menumpang dua truk bak terbuka. Ruas jalan di Tanjakan Ciregol itu ambles awal Maret lalu. Akibat guyuran hujan terus-menerus, jalan beraspal itu turun sedalam 0,5 meter-1 meter, sepanjang 20 meter.
Untuk memperbaiki jalur, salah satu solusinya adalah melakukan pengeprasan ke lahan milik Perum Perhutani. Namun, sampai kemarin, izin pengeprasan itu belum diterbitkan. "Perhutani atau Menteri Kehutanan harus segera menerbitkan izin pengeprasan lahan untuk perbaikan jalan. Kalau terus ditunda, rakyat yang jadi korban dan lebih sengsara," kata koordinator aksi, Slamet Riyadi.
Dalam aksi itu, massa juga merobohkan dua pohon jati di lahan Perhutani yang ada di sisi jalan menggunakan backhoe. "Inilah akibatnya kalau tidak berpihak pada rakyat, kami akan tumbangkan," teriak para pendemo.
Aksi mendapatkan pengawalan ketat dari ratusan anggota Polres Brebes. Kepala Bina Marga Jawa Tengah Wilayah Tegal Puryanto mengaku memahami memahami tuntutan masyarakat. Upaya perbaikan jalan ambles juga terus dilakukan sambil menunggu turunnya izin untuk pengeprasan lahan, untuk pengalihan jalan. "Perbaikan akan terus kami lakukan, sambil menunggu turunnya izin."
Wakil Kepala Administratur Perhutani KPH Balapulang Weda Panji Hudaya mengatakan pengalihan fungsi lahan untuk kepentingan di luar kehutanan bukan kewenangan Perhutani, melainkan ada di Kementrian Kehutanan. "Perhutani hanya bisa memberikan rekomendasi dan itu sudah kami lakukan."
Sumber: www.mediaindonesia.com