Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil Survei Nielsen menyebut, pengeluaran masyarakat kelompok menengah ke atas turun pada tahun ini dibandingkan tahun lalu. Penurunan tersebut antara lain disebabnya mulai banyaknya kelompok masyarakat tersebut yang memanfaatkan fasilitas BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan.
Berdasarkan survei tersebut, pengeluaran kelompok masyarakat menengah untuk biaya kesehatan tahun ini turun 13 persen dibandingkan tahun lalu (year on year/yoy). Sedangkan pengeluaran kelompok atas untuk kesehatan turun 9 persen (yoy).
Padahal, pada tahun lalu, pertumbuhan pengeluaran pada kelompok masyarakat memengah dan atas masing-masing mencapai 95 persen (yoy) dan 84 persen (yoy).
Sementara itu, kelompok menengah bawah masih mengalami peningkatan pengeluaran untuk kesehatan sebesar 4 persen. Namun, angka ini jauh lebih rendah dibanding tahun lalu yang meningkat sebesar 71 persen.
"Pengeluaran untuk kesehatan turun, karena banyak yang mengandalkan BPJS Kesehatan," ujar Managing Director Nielsen Agus Nurudin kepada CNNIndonesia.com di Jakarta, baru-baru ini.
Agus menjelaskan, belanja masyarakat untuk produk asuransi juga turun di seluruh kelompok masyarakat. Pengeluaran kelompok menengah dan atas untuk asuransi turun masing-masing sebesar 3 persen (yoy), sedangkan pada kelompok bawah turun 2 persen (yoy).
"Sekarang asuransi minus bisnisnya karena memang iuran BPJS Kesehatan cukup rendah," ungkap dia.
Di sisi lain, BPJS Kesehatan sebelumnya memproyeksi defisit anggaran lembaga tersebut tahun ini bisa mencapai Rp9 triliun. Defisit tersebut lantaran ada selisih antara iuran yang didapat dengan biaya manfaat yang harus dikeluarkan perusahaan.
Namun, Kementerian Keuangan memproyeksi bahwa defisit BPJS Kesehatan hanya pada kisaran Rp3,6 triliun sampai Rp4 triliun sesuai dengan asumsi yang telah dimasukkan ke dalam APBN Perubahan 2017. (agi)