Banjarnegara - Plt Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko menilai relokasi warga korban bencana gempa bumi di kecamatan Kalibening Banjarnegara sulit dilakukan. Selain karena sulitnya lahan yang aman juga karena sulit menjauhkan warga dari culture yang sebelumnya.
"Idealnya memang direlokasi tetapi itu sulit karena di Banjarnegara wilayah utara sangat sedikit tanah rata. Sebagian besar perbukitan dan rawan bencana," kata dia saat melihat lokasi gempa di Kecanatan Kalibening Kamis (19/4/2018).
Selain bencana gempa lanjut dia, Banjarnegara wilayah barat rawan tanah longsor. Karena itu untuk merelokasi warga sulit dilakukan. Di sisi lain, jika direlokasi ke daerah yang jauh dari pemukiman sebelumnya juga sulit dilakukan.
"Mereka lahir di situ tumbuh besar juga di situ hingga mata pencaharian juga di dekat situ. Jadi memisahkan dari culture itu sulit. Yang penting kita melakukan upaya antisipasi penyelamatan jiwa saat bencana alam terjadi. Salah satunya dengan pemasangan alat deteksi dini," tuturnya.
Sementara itu salah satu korban gempa bumi di Kecamatab Kalibening Sudar (37) mengaku pasrah kepada pemerintah. Apalagi saat ini rumah miliknya roboh sudah tidak bisa untuk ditempati lagi.
"Mau direlokasi atau tidak saya nurut dengan pemerintah. Asalkan saya dibantu untuk mendirikan rumah lagi," kata warga Desa Kertosari Kecamatan Kalibening itu.
(bgk/bgk)