MUSIBAH banjir di Desa Kedawung Kulon menjadi bencana rutinan setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena aliran dari aliran sungai Rejoso yang meluap hingga meluber ke pemukiman penduduk sekitar. Agar tak terlalu parah maka pemerintah desa menyikapi dengan membangun tembok penahan tanah (TPT).
Bangunan TPT ini juga berfungsi sebagai parapet permanen. Sejauh ini, TPT maksimal untuk mencegah luapan air dari sungai Rejoso.
M Sugiyarto selaku Kades Kedawung Kulon mengatakan bahwa tingkat partisipasi masyarakat begitu tinggi, terutama kebersamaan dalam gotong royong karena selalu bahu membahu jika musibah itu datang. Ketika musibah ini terjadi, maka beban yang ditanggung terasa menjadi ringan karena kekompakan masyarakat saling membantu satu sama lainnya. Desa ini pun sudah ditetapkan Pemkab Pasuruan sebagai desa tangguh bencana.
“Rencana desa sini tahun ini akan dipilih untuk mewakili kabupaten mengikuti lomba di tingkat Nasional” jelasnya.
Pemerintah desa pun mencari solusi agar kejadian banjir tak selalu menjadi langganan tiap tahun. Dan secara bertahap, desa membangun TPT di sepanjang tanggul aliran sungai Rejoso. Selain menahan luberan air dari sungai Rejoso, TPT juga memperkuat tanggul sehingga tak mudah jebol.
TPT dibangun di beberapa titik. Di tahun 2017 misalnya di Dusun Adirogo dan Dusun Joyo Mulyo. Di tahun sebelumnya juga dibangun dengan titik yang berbeda. Sedangkan untuk tahun 2018 juga sama. Rencananya akan melanjutkan pembangunan di Dusun Kebrukan dan Adirogo. “Sehingga nantinya akan nyambung satu sama lainya, pembangunan ini kami fokuskan pada titik yang terparah,” beber.
Sebagai penunjang, desa membangun gorong-gorong tiga titik di Dusun Kedawung. Gorong-gorong ini untuk memperlancar saluran air, juga sebagai jembatan kecil penghubung antar gang kampung.
Pun demikian dengan akses jalan yang berada di pemukiman kampung, juga tak luput dari bidikan target pembangunan. Jalan yang masih berupa tanah sering kali menjadi penghambat bagi aktivitas warga sekitar yang hendak melewatinya. Sebab kondisi jalan banyak yang sudah rusak. Itu diperparah setelah banjir, maka jalan dipenuhi dengan lumpur. Sehingga menjadi licin dan becek dan membuat lingkungan kampung menjadi terlihat kotor dan kumuh.
Nah agar lebih nyaman maka dibangunlah pavingisasi di jalan pemukiman kampung penduduk yang berada di Dusun Kebrukan, Dusun Magersari, serta Dusun Tugu. “Setelah di paving, lingkungan tampak lebih bersih serta menunjang aktivitas warga menjadi mudah dan lancarhasilnya perekonomian kian meningkat lebih baik,” terangnya.
sumber: jawapos