Gempa kuat yang mengguncang Lombok Nusa Tenggara Barat) dan Bali pada Minggu (29/07) menyebabkan setidaknya 14 orang meninggal dunia, lebih dari 160 lainnya luka-luka, kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Lima di antara korban meninggal dunia dilaporkan adalah anak-anak.
Gempa berkekuatan 6,4 SR tersebut juga menyebabkan lebih dari 1.000 rumah rusak. Hingga Minggu sore waktu setempat dirasakan setidaknya 133 gempa susulan, kata Sutopo.
Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, menyebut hingga sekitar pukul 9.20 WITA, gempa susulan terjadi hingga 66 kali.
"Sepuluh orang meninggal di Lombok Timur, empat lainnya di Lombok Utara," kata Sutop dalam keterangan pada Minggu malam.
Di antara korban meninggal terdapat seorang warga negara Malaysia.
Korban dilaporkan tengah berada di kamar kecil ketika bangunan tempat ia berada ambruk.
Gempa susulan terbesar tercatat berkekuatan 5,7 skala richter. Warga di berbagai daerah gempa dilaporkan berhamburan keluar rumah, termasuk para turis yang keluar dari hotel di kawasan pariwisata setempat.
"Masyarakat di Lombok Timur dan Kota Mataram merasakan gempa dengan guncangan keras selama 10 detik," kata Sutopo.
Lalu Muhammad Iqbal, Direktur Perlindungan WNI pada Kementerian Luar Negeri, mengaku merasakan gempa kuat di kawasan Senggigi, Lombok.
Ia berada di daerah wisata itu saat gempa terjadi.
"Sangat terasa karena berdekatan dengan Lombok Utara. Para turis berhamburan keluar dari hotel karena takut," kata Iqbal kepada BBC News Indonesia.
Iqbal mengatakan, tidak terdapat bangunan hancur di sekitar Senggigi. Ia melihat sebagian turis kembali beraktivitas, sementara sejumlah wisatawan lainnya telah masuk ke hotel.
"Saat ini sedang peak season (musim puncak liburan). Semua hotel sepertinya penuh," kata Iqbal.
Adapun, gempa yang diduga akibat akivitas Sesar Naik Flores itu juga menyebabkan longsor di Gunung Rinjani.
Jalur pendakian gunung itu kini ditutup untuk umum.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Dwikorita Karnawati meminta masyarakat Bali dan NTB tetap mewaspadai potensi gempa susulan.
Menurutnya, kekuatan gempa yang akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan tidak akan sebesar gempa pada Minggu pagi.
Menurut catatan, sejumlah gempa bumi juga pernah melanda Bali dan NTB pada tahun 2017.
Maret 2017, gempa yang terjadi di kawasan itu tercatat berkekuatan 6,4 SR sementara pada Agustus 2017 sebesar 5,1 SR.
Indonesia berada di kawasan rentan aktivitas seismik yang biasa disebut Pacific Ring of Fire.
Gempa dahsyat di bawah laut berkekuatan 9,3 SR pada Desember 2004 memicu tsunami menewaskan 220.000 orang, 168.000 di antaranya di Indonesia.