KLOJEN - Dua mahasiswa Teknik Elektro Universitas Brawijaya (UB), Rizka Sisna Riyanti dan Bagas Priyo Hadi Wibowo, menciptakan inovasi teknologi Disaster Detection System of Forest Fire and Landslide (DESFOLA).
Ini sebuah teknologi pendeteksi potensi bencana berbasis Android agar bisa mengurangi dampak akibat kebakaran hutan dan tanah longsor.
Inovasi ini berhasil memperoleh Silver Medal pada ajang International Research Innovation, Invention, and Solution Exposition (IRIISE) 2018 di University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia pada Agustus 2018 lalu.
DESFOLA dirancang memiliki dua bagian utama. Yaitu bagian sensor dan bagian server. Bagian sensor diletakkan di beberapa bagian hutan dan bagian server akan diletakkan di pemukiman warga yang memiliki koneksi internet.
"Data yang dideteksi bagian sensor akan ditampilkan di aplikasi android secara realtime. Ketika potensi bencana meningkat, maka alat ini akan menampilkan warning. Dengan begitu, sehingga masyarakat bisa lebih waspada dan bisa menanggulangi lebih dini," jelas Bagas kepada suryamalang.com, Minggu (9/9/2018).
Untuk itu, sistem pengiriman point to point untuk memaksimalkan kinerjanya. Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sepanjang 2017, tercatat ada 2.271 bencana di Indonesia.
Salah satunya bencana kebakaran hutan dan lahan ada 96 kejadian. Serta tanah longsor ada 67 kejadian. Indonesia memiliki potensi bencana itu karana sebagian wilayah Indonesia adalah hutan. Untuk alat ini, mereka dibimbing oleh dosen FT UB, Eka Maulana ST MT MEng.
Dikatakan Bagas, DESFOLA ke depannya akan ditambahi beberapa fitur agar bisa meningkatkan keefektifan alatnya. Timnya berharap alat ini bisa membantu mengurangi dampak yang lebih besar dari kebakaran hutan dan tanah longsor dan bisa diaplikasikan.
sumber: SURYAMALANG.COM