Peta riwayat gempa di Indonesia menunjukkan bahwa negeri ini memang rentan diguncang gempa. Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengatakan “mau tidak mau, suka tidak suka, itu risiko kita tinggal di daerah aktif gempa.”
Selama ini Indonesia memang dikenal dunia sebagai salah satu negara yang sangat rawan dilanda gempa. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia berada di daerah Cincin Api Pasifik atau Circum-Pacific belt.
Badan Geologi Amerika Serikat, U.S. Geological Survey (USGS), mengklaim daerah Cincin Api Pasifik sebagai sabuk gempa bumi terbesar di dunia, sebagaimana dilaporkan oleh Live Science.
Cincin Api Pasifik merupakan daerah yang memiliki banyak sesar atau zona rekahan yang memanjang sekitar 40 ribu kilometer mulai dari Chile, Jepang, dan kemudian berhenti di Asia Tenggara. Sekitar 90 persen semua gempa bumi di dunia dan 80 persen gempa bumi terbesar di dunia terjadi di sepanjang daerah Cincin Api Pasifik ini.
Wilayah Cincin Api Pasifik
Wilayah Cincin Api Pasifik (Foto: USGS via Wikimedia Commons)
Daryono mengatakan bahwa rata-rata dalam setahun Indonesia diguncang oleh sekitar 5.000 gempa. “Itu gempa dari semua besaran magnitudo. Kalau yang signifikan (berdampak pada manusia) sekitar 350 gempa dalam setahun,” ujar Daryono kepada kumparanSAINS, Ahad (7/10).
Maka dari itu, ada pelajaran penting untuk masyarakat Indonesia tinggal di wilayah rawan gempa agar bisa selamat dari bahaya bencana alam ini.
“Masyarakat Indonesia sebagai penduduk yang tinggal di daerah rawan gempa ya harus tahu gempa itu apa, kemudian tahu akan bahayanya, tahu akan risikonya, dan selalu mengantisipasi jika terjadi gempa dan tahu cara menghadapinya. Termasuk bagaimana dia merencanakan tempat tinggalnya yang semestinya (dibuat) aman dari gempa,” ujar Daryono.
Tanpa terkecuali, semua penduduk Indonesia haruslah memahami betul cara menghadapi gempa dan cara meminimalisasi dampaknya. “Kalau tidak seperti itu, itu terlalu berani sekali,” kata Daryono lagi.
Daryono menekankan, upaya mitigasi atau mengurangi dampak gempa sangatlah penting diterapkan oleh setiap lapisan masyarakat, jangan hanya sebagai wacana dan program formalitas. “Tetapi benar-benar menjadi lifestyle atau gaya hidup karena kita tinggal di daerah rawan gempa,” tegasnya.
“Jangan sampai tinggal di wilayah gempa, tapi tidak tahu tips-tips kiat-kiat aman saat terjadinya gempa ataupun mengabaikan bangunan rumahnya tidak didesain aman dari gempa,” pungkasnya.