Seorang nelayan Desa Tanjung Pakis, Kecamatan Pakis Jaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menjadi saksi mata musibah pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang di laut Karawang, Senin, 29 Oktober 2018. Sabudi, 25 tahun, nelayan itu, mengaku melihat pesawat berkelir merah terbang rendah dan seperti oleng pagi itu.
Tak berselang lama… duarr! Terdengar bunyi ledakan keras sebanyak satu kali. Asap mengepul di kejauhan, di tengah cuaca yang mendung dan berkabut. Sabudi tak mengira pesawat beregistrasi PK-LQP yang sempat dilihatnya itu jatuh dan menjadi sumber ledakan. “Ledakannya keras banget. Kayak bom,” kata Sabudi.
Berikut wawancara detikX dengan Sabudi di Tanjung Pakis, Senin, 29 Oktober 2018
Ketika sudah sampai terlihat banyak serpihan pesawat. Saya lihat ada bangku, tas, terus jasad-jasad manusia yang nggak utuh lagi.'
Bisa diceritakan dari awal Anda melaut dan melihat pesawat Lion Air sebelum jatuh?
Saya pergi dari rumah pukul 04.00 WIB, subuh. Sampai di lokasi sekitar pukul 06.00 WIB kurang lebih. Jarak lokasi itu sekitar 50 kilometer. Waktu sedang bawa perahu saya melihat di kejauhan ada sebuah pesawat yang oleng mengarah ke timur. (Sabudi mempraktekkan gerakan telapak tangannya bergoyang ke kanan dan ke kiri).Saya melihat pesawat itu sekitar lima detik lah. Kalau masalah jatuhnya, saya tidak tahu. Ya, namanya saya lagi fokus cari ikan, jadi saya nggak memperhatikan (jatuh atau tidak). Nggak lama kemudian ada bunyi ledakan. Sangat keras. Kayak bunyi bom. Saya lihat ada kepulan asap.
Jarak perahu Anda dengan asap itu kira-kira berapa meter?
Ratusan meter mungkin, ya. Warna kepulan asap itu putih bercampur hitam. Saya tidak mengira kalau pesawat itu jatuh. Saya menduga asap itu mungkin dari kapal yang lewat. Kan itu jalur kapal barang. Dan juga (ledakan itu) mungkin petir, karena saat itu mendung. Banyak kabut. Nggak lama setelah ada kepulan asap itu turun hujan. Jarak pandang sekitar 50 meter.
Anda kabarnya melaut dengan teman Anda. Teman Anda juga melihat pesawat terbang rendah itu?
Betul saya di perahu sama teman Saya, Samin. Teman saya juga nggak curiga. Saya sempat bilang, “Itu kenapa pesawat kayak miring-miring?” Kata temen saya, “Ah biasa itu mah paling juga mau biluk (berbelok)”. Memang sih di sini nelayan biasa melihat pesawat terbang memutar. Nah, kalau pesawat lain lebih tinggi, kalau ini agak rendah.
Ketika pesawat itu dalam keadaan terbang, apakah ada percikan asap atau api?
Tidak ada.
sumber: detik.com