Trenggalek - Pemkab Trenggalek menetapkan status bencana terkait kejadian banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa kecamatan. Sejumlah langkah darurat diambil untuk melakukan penanggulangan.
Plt Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengatakan, status bencana telah ditetapkan dan langsung dilaporkan ke Gubernur Jawa Timur. Langkah itu diambil untuk mempermudah dan mempercepat proses penanganan dan pemulihan pascabencana.
Arifin meninjau langsung lokasi banjir sambil mendistribusikan makanan. Menurutnya, bencana alam di Trenggalek seakan menjadi siklus karena rutin terjadi dalam jangka waktu tertentu. Bahkan rentetan bencana kali ini merupakan salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir
Saat ini Pemkab Trenggalek melalui Dinas Sosial maupun Satpol PP telah mendirikan dapur umum untuk menjamin suplai makanan kepada para korban banjir. Selain itu, pihaknya juga akan memulihkan beberapa akses jalan dan jembatan yang rusak diterjang banjir serta longsor.
![]() |
"Sementara kita siapkan dapur umum kemudian roti, atau makanan cepat saji untuk membantu warga yang menjadi korban banjir. Karena kalau saat sekarang mungkin mereka masih sibuk untuk membersihkan rumah dan sebagainya, sehingga belum sempat memasak," ujar Arifin, Kamis (7/3/2019).
Dari pemantauan detikcom hingga siang ini, banjir yang menggenangi rumah warga mulai surut. Namun di beberapa titik masih ada yang parah dengan ketinggian sekitar satu meter.
"Ketinggian air untuk daerah yang parah sekitar satu meter, seperti di Kelutan dan Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan. Nanti kami akan cek juga ke Pogalan dan Panggul," imbuhnya.
Arifin menambahkan, dari data terakhir yang diterima dari BPBD Trenggalek, terdapat 10 kecamatan yang terdampak banjir serta tanah longsor. Banjir menerjang Kecamatan Trenggalek, Tugu, Karangan, Suruh, Pogalan serta Panggul. Sedangkan tanah longsor terjadi di Kecamatan Pule, Dongko, Durenan, Bendungan, Panggul dan Suruh.
"Ada yang rumahnya ambruk, ada yang rusak berat, kemudian sejumlah akses jalan juga ada yang mengalami kerusakan, sehingga mengganggu akses dari kedua arah. Untuk data lengkapnya masih kami lakukan inventarisir," pungkas Arifin.