PAINAN -- Gempa berkekuatan 5,5 skala richter (SR) yang terjadi di 74 kilometer barat laut Sungaipenuh, Provinsi Jambi pada pukul 12.43 WIB, Rabu tidak menimbulkan kerusakan dan kerugian materil bagi masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pengembangan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan Jamaluddin di Painan, Rabu, mengatakan gempa tersebut dirasakan cukup kuat oleh masyarakat diseluruh wilayah Pesisir Selatan sehingga sempat membuat warga turut berhamburan keluar rumah serta bangunan gedung lainnya.
Menurut informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padangpanjang, Gempa berkuatan 5,5 SR itu terjadi pada pukul 12.43 WIB dilokasi 2.03 lintang selatan (LS), 100.66 bujur timur (BT) atau 74 kilometer barat laut Kabupaten Kerinci Sungaipenuh, Provinsi Jambi dengan kedalaman 24 kilometer.
"Hingga kini belum ada laporan dari masyarakat tentang kerusakan dan kerugian lainnya akibat gempa ini. Pihak BPBD setempat juga telah menghubungi seluruh camat yang ada di Pesisir Selatan melalui telepon genggam masing-masing untuk menanyakan dampak buruk dari gempa itu, " ujarnya.
Saat gempa mengguncang wilayah Pesissir Selatan, sebagian warga setempat tengah melaksanakan aktivitas masing-masing, baik sebagai petani, pegawai negeri sipil dan sebagainya karena saat itu gempa terjadi pada siang hari.
Meskidemikian, warga kabupaten setempat tetap diimbau untuk selalu waspada terhadap berbagai bencana yang bakal terjadi, termasuk gempa besar serta tsunami.
Jika terjadi gempa besar maka berusahalah untuk menyelamatkan diri dengan menghindar dari segala macam bentuk benda yang memungkinkan jatuh dan menimpa.
Begitu juga dengan masyarakat yang tinggal di daerah pantai agar dapat menjauh dan meninggalkan tempat semula untuk menuju tempat evakuasi yang tersedia atau tempat ketinggian di bukit-bukit sehingga dapat meminimalisir jatuhnya korban dari bencana tsunami yang bakal terjadi setelah gempa besar.
Di kabupaten ini, daerah yang berada di zona merah tsunami atau berjarak nol-dua kilometer dari bibir pantai yakni hampir separuh dari luas kabupaten.
Dari 15 kecamatan yang dimiliki, sebanyak 12 diantaranya berada di zona merah dengan jumlah penduduk sekitar 243 ribu jiwa dari 536 ribu jiwa.
Atas kondisi itu daerah ini membutuhkan banyak tempat penyelamatan bagi warga (shelter) dari ancaman tsunami karena jaraknya cukup jauh dari bukit atau daerah ketinggian. Setidaknya di daerah itu tersedia sebanyak 96 shelter. Sedangkan shelter yang sudah dibangun, hingga kini hanya empat unit.
sumber: REPUBLIKA.CO.ID