TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK meminta antisipasi bencana alam semakin disiapkan. Hal ini seiring mulai terjadinya bencana banjir pascacuaca buruk di sejumlah daerah.
"Tentu antisipasi pemerintah mempersiapkan, kita kan sudah ada aturan dan prosedur, standard of procedure (SOP)-nya sudah ada semua," kata JK saat ditemui di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (PMI) Bogor, Jawa Barat, Senin, 29 April 2019.
JK meminta berbagai lembaga terkait seperti Badan SAR Nasional (Basarnas), ada Badan Nasional Penanggulangan Bemcana (BNPB), hingga PMI, untuk tetap stand by. Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi pergeseran cuaca ekstrem dari Barat ke arah Timur.
Potensi hujan lebat untuk periode 28 April - 2 Mei 2019 dapat terjadi di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur. Selain itu Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Selain cuaca, JK juga menyoroti soal kondisi lingkungan yang juga berpengaruh pada potensi bencana di suatu daerah. Ia mencontohkan banjir yang kerap disebabkan oleh hutan gundul.
"Ini akibat macam-macam, upaya kebun atau tambang, ini menyebabkan lingkungan kita harus dijaga betul," kata JK.
Bencana banjir besar terakhir terjadi di Bengkulu. Dari data BNPB, korban banjir dan longsor yang menimpa 9 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu telah mencapai 29 orang meninggal dunia, 13 orang hilang, 2 orang luka berat, dan 2 orang luka ringan.
Korban terbanyak terdapat di Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu 22 orang meninggal. Korban meninggal akibat tanah longsor yang terjadi di kaki Gunung Bungkuk Kabupaten Bengkulu Tengah. Sementara korban meninggal lainnya terdapat di Kabupaten Kepahiang sebanyak 3 orang, Kabupaten Lebong 1 orang dan Kota Bengkulu 3 orang.
ANWAR SISWADI