Bengkulu, Beritasatu.com - Korban banjir dan longsor di Provinsi Bengkulu, hingga Kamis (2/5/2019) pagi tercatat sebanyak 30 orang dan korban hilang dan masih dicari sebanyak 6 orang. Jumlah korban meninggal ini bertambah satu orang dari sebelumnya sebanyak 29 orang.
"Data yang kita himpun dari sejumlah kabupaten dan kota di Bengkulu, korban banjir dan longsor sampai saat ini tercatat 30 orang dan korban hilang dan masih dicari Tim Basarnas dan BPBD setempat sebanyak 6 orang," kata Kepala BPBD Provinsi Bengkulu, Rusdi Bakar, di Bengkulu, Kamis (2/5/2019).
Ia mengatakan, korban banjir dan longsor di Bengkulu, yang meninggal dunia sebanyak 30 orang itu, di antaranya di Bengkulu Tengah sebanyak 24 orang, Kota Bengkulu 3 orang, dan Kepahiang 3 orang.
Sedangkan korban hilang hingga kini masih dicari Tim Basarnas dan BPBD Bengkulu. Keenam warga hilang itu merupakan warga Bengkulu Tengah, dan Kaur. "Jadi, kemungkinan jumlah korban banjir dan longsor yang meninggal bisa bertambah lagi dari saat ini sebanyak 30 orang," ujarnya.
Banjir dan longsor juga menyebabkan dua orang korban luka ringan dan dua lainnya luka berat. Saat ini, para korban luka ringan dan berat menjalani perawatan secara intensif di rumah sakit umum (RSU) Bengkulu.
Data terakhir yang dihimpun Suara Pembaruan di Posko BPBD Bengkulu, menyebutkan hewan ternak masyarakat yang mati dan hilang sebanyak 211 ekor, terdiri sapi sebanyak 106 ekor, kerbau empat ekor dan kambing 101 ekor.
Banjir dan longsor juga merusak pemukiman warga, sarana pendidikan, perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan dan infrastruktur publik. Sedangkan rumah warga yang rusak berat tercatat sebanyak 544 unit, rusak sedang sebanyak 160 unit, dan rusak ringan 511.
Sedangkan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah Bengkulu, sebanyak 7 unit rusak berat dan 1 rusak ringan serta 7 terendam lumpur. Kerusakan fasilitas pendidikan terbanyak berada di Kabupaten Bengkulu Tengah, 4 rusak berat, 1 rusak ringan dan 4 terendam, Kabupaten Kaur, sebanyak 3 rusak berat dan Kota Bengkulu 3 terendam.
Selain itu, seluas 3.000 hektar lahan pertanian mengalami kerusakan. Rincian sawah seluas 2.648,06 ha, lahan tanaman jagung 221,59 ha, lahan kacang tanah 8,25 ha, dan kacang hijau 3,25 ha. Sedangkan sektor perkebunan sebanyak 775 batang tanaman sawit terdampak.
Sementara itu, di sektor infrastruktur, jaringan listrik masih dilakukan perbaikan dengan perkembangan pemulihan mencapai 74,28% pada 30 April lalu. BPBD melaporkan gardu distribusi sejumlah 42 unit masih padam dan 2.496 jaringan listrik pelanggan belum menyala.
Total kerugian sementara hingga saat diperkirakan sekitar Rp 144 miliar. Namun, jumlah kerugian ini akan terus bertambah karena perkiraan kerugian tersebut menggunakan data sementara.
Hal terjadi karena luas banjir dan skala dampak yang ditumbulkan maka jumlah kerugian akan banyak bertambah. BPBD masih melakukan pendataan kerusakan akibat banjir dan longsor yang dipicu hujan deras di seluruh wilayah Bengkulu beberapa hari lalu.
"BNPB masih terus mengirimkan bantuan ke Bengkulu, seperti tenda, makanan siap saji, dan logistik lainnya. Saat ini sebagian besar banjir sudah surut dan beberapa daerah yang sebelumnya terisolir kini sudah dapat dijangkau oleh kendaraan roda dua dan empat," ujarnya.
Dengan demikian, penyaluran bantuan bahan pangan dan barang kebutuhan lainya untuk korban banjir dan longsor di sejumlah daerah di Bengkulu, semakin berjalan baik. "Kita pastikan semua korban banjir dan longsor di Bengkulu, sudah dapat ditangani dengan baik, serta sudah mendapat bantuan bahan pangan dan bantuan lainnya," ujar Rusdi.
Dari pantauan di sejumlah lokasi banjir di Kota Bengkulu, Kamis pagi, para korban yang sebelumnya mengungsi di tenda-tenda pada Rabu siang sudah kembali ke rumah masing-masing karena air yang menggenang sudah surut.
"Sejak Rabu siang kami sudah bisa kembali ke rumah karena genangan air di rumah sudah kering. Sekarang kami membersihkan lumpur yang ada di rumah serta membawa barang-barang berharga yang sempat diungsikan saat banjir Sabtu (27/4) lalu ke tempat aman," kata Sarkawi (47), warga Tanjung Agung, Kota Bengkulu.
Selain itu, sebagian para korban banjir di beberapa kelurahan di Kota Bengkulu, termasuk di Kelurahan Tanjung Jaya, Tanjung Agung, Sukamerindu dan Rawa Makmur sudah kembali beraktivitas seperti biasa.
Hanya saja belum normal seperti biasa, karena sebagian di antara mereka masih sibuk membersihkan kotoran sampah dan lumpur yang terbawa banjir ke dalam rumah mereka. Tampak terlihat di setiap rumah warga terdapat jemuran kasur, kursi, dan ambal.
"Kami berharap hujan lebat tidak turun lagi di Kota Bengkulu, sehingga kebanjiran lagi. Saya berharap banjir besar yang terjadi pada Sabtu dini hari merupakan banjir terakhir melanda daerah ini," ujar Rustam, warga lainnya.
Meski banjir sudah surut di beberapa titik di Kota Bengkulum tapi posko banjir dan longsor di Tanjung Jaya masih buka dan melayani kebutuhan para korban, seperti pemeriksaan kesehatan dan penampungan bantuan dari berbagai pihak di daerah ini.