Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho telah mengembuskan nafas terakhirnya di Guangzhou, China, Minggu (7/7/2019) dini hari.
Kicuauan turut berduka cita netizen untuk Sutopo pun ramai mengalir. Begitu pula dari netizen mancanegara. Sutopo memang kerap dikenal sebagai sosok yang aktif menjelaskan bencana yang terjadi di Indonesia.
Salah satu cuitan duka cita datang dari Janine Krippner, seorang vulkanologis dari New Zealand yang sempat mengenal baik Sutopo semasa hidupnya.
"I am very sad to hear of @Sutopo_PN passing away. I deeply admire his drive to help to the end. Some of his last words to me were: “Life isn’t determined by how long we live, but how useful we are to other people. That’s what I do."
"Saya sangat sedih mendengar tentang kepulangan @Sutopo_PN. Saya sangat mengagumi kegigihannya untuk selalu membantu sampai akhir. Beberapa kata-kata terakhirnya kepada saya adalah: "Hidup tidak ditentukan dari berapa lama kita hidup, tetapi seberapa bergunanya kita untuk orang lain. Itulah yang saya lakukan."
Kemudian James Reynolds, akun yang sering mengambil gambar seputar kejadian alam ikut memberikan cuitannya atas kepulangan Sutopo Purwo Nugroho.
"This is very sad news - @Sutopo_PN dedicated his life to keeping Indonesians informed of the multitude of natural hazards and disaster which regularly affect the country."
"Ini adalah kabar yang sangat sedih - @Sutopo_PN mendedikasikan hidupnya untuk selalu menginformasikan mengenai berbagai bahaya dan bencana natural yang selalu terjadi di negaranya."
Selanjutnya, Steve Lookner, seorang pembaca berita mancanegara juga turut menyampaikan duka citanya.
"Sutopo Purwo Nugroho @Sutopo_PN who frequently provided Indonesian government updates on earthquakes, volcanoes, and tsunamis has passed away."
"Sutopo Purwo Nugroho @Sutopo_PN yang selalu menyediakan kabar terbaru untuk Pemerintah Indonesia tentang gempa bumi, gunung berapi, dan tsunami telah meninggal dunia."
Sutopo wafat setelah lama berjuang melawan kanker yang dideritanya. Dia pertama kali divonis mengidap kanker paru pada pertengahan Januari 2018.
Meski sakit keras, Sutopo selalu bersikap positif dan tetap mendedikasikan dirinya untuk membantu Indonesia. Terutama dalam menyampaikan informasi kebencanaan saat dibutuhkan.
Terlebih saat bencana-bencana besar kerap terjadi di Indonesia dalam kurun waktu tahun 2018 hingga 2019.