VIVA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi bencana hidrometeorologi.
Bencana ini merupakan dampak dari fenomena meteorologi, mulai dari kekeringan hingga banjir. Karena itu, mitigasi bencana tidak bisa dilakukan satu pihak saja melainkan juga melibatkan masyarakat.
Hasil studi Qualcomm Incorporated, melalui inisiatif Wireless Reach dan Atma Connect, menyebutkan penggunaan aplikasi digital bernama AtmaGo dalam penanggulangan bencana telah mengurasi risiko dampak bencana terhadap kesehatan dan memperpanjang usia, serta mengurasi kerugian ekonomi akibat bencana.
AtmaGo merupakan aplikasi mitigasi bencana yang diluncurkan oleh Atma Connect melalui kerja sama dengan Qualcomm Incorporated melalui inisiatif Qualcomm Wireless Reach yang menjadi semacam jejaring sosial bagi komunitas yang bisa diakses melakui aplikasi android atau pun situs jejaring.
Aplikasi yang didanai oleh Qualcomm ini mengusung konsep user-generated content (UGC), di mana para pengguna bisa membagikan informasi tentang bencana di sekitar, selayaknya sebuah media sosial.
Qualcomm Director Government Affairs for SEA Pasific, Nies Purwanti, menyebut jika AtmaGo dirancang dengan fitur yang diminimalisasi untuk Android. Jadi, selain bisa digunakan di ponsel dengan spesifikasi rendah, aplikasi ini juga dirancang untuk internet yang tidak stabil.
Dengan begitu, AtmaGo diharapkan dapat membantu pemerintah untuk merancang langkah dan aksi dalam mengantisipasi terjadinya bencana.
Nies mengaku bahwa Qualcomm memberikan dukungan kepada AtmaGo mulai dari supervisi program, membangun relasi lokal, hingga pendanaan termasuk untuk riset, untuk mendukung keberlanjutan AtmaGo di Indonesia.
"Kita punya program mencari masyarakat yang kurang terlayani dari sisi akses komunikasi maupun aspek lainnya. Kami percaya bahwa teknologi memiliki peran besar untuk memberi informasi penting," kata Nies di Jakarta, Rabu, 17 Juli 2019.
Ia menambahkan kalau aplikasi ini juga digunakan pada saat terjadi peristiwa gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Sulawesi, Lombok, Jawa, dan Sumatera pada 2018.
Nies mengklaim AtmaGo telah membantu warga korban bencana dalam menemukan kerabat, mendirikan tenda evakuasi, membersihkan persediaan air, dan menyediakan kesempatan menjadi sukarelawan, serta penggalangan pemulihan bencana.