Temanggung: Memasuki musim kemarau tahun 2013 ini, kondisi empat embung yang ada di wilayah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengalami penurunan debit. Permukaan air masing-masing embung turun antara 0,3 - 0,75 meter.
Empat embung tersebut yaitu embung di Nglarangan (Kecamatan Kedu), Tretep, Tlogopucang (Kecamatan Kandangan), dan embung di Desa Tlahap (Kecamatan Kledung).
Permukaan air pada empat embung itu menurut Kepala Bidang Pertanian, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Temanggung, Harnani, terpantau mulai turun semenjak awal Agustus.
"Kalau yang saya lihat di embung Nglarangan, Tretep, Tlogopucang dan Kledung memang ada penurunan debit. Permukaan air turun antara 0.3, sampai 0.75 m," kata Harnani, Rabu (28/8).
Berdasarkan data di Distanbunhut Temanggung, embung di Nglarangan, Tlogopucang dan Tretep masing-masing seluas 85x40x3 m3, pada kondisi normal mampu menampung 10.000 m3. Embung di Kledung memiliki luasan 83x83x3 m3 dan mampu menampung 20.000 m3.
Kendati mengalami penurunan debit, namun kata Harnani tiap embung masih bisa untuk mengairi tanaman buah dan sayuran yang ada di sekitar embung. Karenanya belum ada tanaman hortikultura yang sampai kering karena kekurangan air.
"Tapi untuk kecukupan air masih dimungkinkan. Rata-rata embung untuk mengairi tanaman sayuran dan buah. Penurunan debit diperkirakan sejak agustus 2013, namun Insya allah masih dimungkinkan untuk dimanfaatkan mengaliri tanaman," katanya.
Sementara itu, puluhan hektar areal sawah di Desa Caruban, Kecamatan Kandangan, Temanggung juga mulai kering karena daerah ini memang masuk kawasan tadah hujan. Sebagian ada yang dibiarkan tidak ditanami.
"Memang ada sawah yang sudah mulai kering dan tidak ditanami. Tapi selain kering juga sebelumnya diserang tikus, sehingga ada yang gagal panen," kata Kepala Desa Caruban, Yunianto, Rabu. (Tosiani)