TEMPO.CO, Bandung - Sebelum Gunung Merapi meletus terjadi Gempa Sleman sehari sebelumnya. Gempa terjadi Sabtu, sedangkan erupsi Merapi pada Ahad pagi 17 November 2019. Adakah kaitannya?
Gunung Merapi meletus pukul 10.46 WIB. Menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), kolom letusan Gunung Merapi tingginya mencapai sekitar 1000 meter.
Sebelumnya pada Sabtu 16 November 2019 pukul 02.54 WIB BMKG mencatat peristiwa Gempa Sleman dengan magnitudo 2,7 yang berpusat di sekitar Gunung Merapi. Episenter terletak pada koordinat 7,63 LS dan 110,47 BT.
Lokasi tepatnya di darat pada jarak 10 kilometer arah selatan dari puncak Merapi pada kedalaman 6 kilometer. "Episenter gempa ini sangat dekat dengan puncak Merapi," kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Ahad, 17 November 2019.
Peristiwa ini menurutnya mirip dengan erupsi Merapi pada 14 Oktober 2019 yang juga didahului oleh serangkaian aktivitas gempa tektonik yang berpusat di sekitar Merapi.
Aktivitas peningkatan vulkanisme menurutnya sensitif dengan guncangan gempa tektonik. Secara tektovolkanik aktivitas tektonik dapat meningkatkan aktivitas vulkanisme. Syaratnya gunung api sedang kondisi aktif, kondisi magma sedang cair dan kaya produksi gas.
Erupsi Merapi 2001 dan 2006 juga didahului oleh aktivitas gempa tektonik. "Dalam kondisi seperti itu erupsi gunung api mudah dipicu oleh gempa tektonik," kata Daryono.
Gempa tektonik menurutnya dapat memicu perubahan tekanan gas di kantong magma sehingga terjadi akumulasi gas dan memicu erupsi. "Perlu ada kajian empiris untuk membuktikan kaitan gempa dan letusan Merapi itu," katanya.