BIAK - Direktur Bina Ketenagakerjaan dan Pemasyarakatan Badan Searc and Rescue Nasional (Basarnas) Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto S.IP mengakui, wilayah georafis Indonesia termasuk Provinsi Papua dan Papua Barat memiliki kerentanan yang sangat tinggi akan terjadinya bencana alam atau musibah pelayaran.
"Letak Negara Republik Indonesia atas pertemuan beberapa lempengan yang terkenal dan aktif bergerak yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik serta lempeng Philipina yang mengakibatkan banyak terjadi gempa bumi dan bencana alam lain," kata Marsma Hadi Tjahjanto di Biak, Senin (26/8) .
Hal itu diungkapkannya seusai membuka pelatihan lanjutan SAR region IV Maluku, Papua dan Papua Barat.
Ia mengatakan, bencana alam atau musibah tidak hanya disebabkan dari aspek fenomen alam saja tetapi unsur kelalaian manusia dan kegagalan transportasi memberikan andil besar terhadap terjadinya musibah.
Marsma Hadi mengatakan, aktifnya beberapa gunung berapi di Indonesia akan berdampak juga terjadinya musibah dan bencana yang menimbulkan korban jiwa manusia.
Sedangkan dari aspek alur lalu lintas baik penerbangan dan pelayaran, menurut Marsma Hadi, terjadi peningkatan yang drastis sehingga menimbulkan musibah tarnsportasi udara dan laut.
Hal ini ditambah lagi dengan adanya isu perubahan iklim yang sangat ekstrem sehingga memiliki dampak berpotensi menimbulkan kecelakaan atau musibah lainnya," ujart Marsma Hadi.
Dengan kondisi alam Indonesia yang rawan bencana atau musibah, lanjut Marsma Hadi, maka BASARNAS sebagai institusi Negara yang bertugas memberikan pertolongan dan menyelamatkan nyawa manusia saat terjadi bencana alam sehingga diperlukan tenaga penolong yang profesional dan kapabelitas.
Basarnas melalui Kantor SAR Kelas A Biak tengah menyiapkan pelatihan pendidikan tingkat lanjutan high angle Rescue angkatan VIII region IV tahun 2013, ujar Marsma TNI Hadi Tjahjanto.
Ia mengharapkan, diklat SAR lanjutan angle rescue berlangsung di Kabupaten Biak Numfor diharapkan bisa menjadi tempat menempa petugas penolong dalam upaya menyiapkan tenaga SAR yang profesional dalam melayani kebutuhan masyarakat atau keluarga korban yang membutuhkan pertolongan.
"Geografis Papua yang sangat sulit dengan keadaan alam yang selalu berubah harus dilatih tenaga penolong yang handal sehingga bisa bekerja optimal menyelamatkan jiwa dan nyawa manusia ketika terjadi bencana alam," harap Marsma Hadi.
Diklat lanjutan high angle Rescue region IV angkatan VIII Biak, diikuti 42 peserta perwakilan SAR Ambon, Sorong, Manokwari, Biak, Jayapura, Timika dan Merauke berlangsung 26 Agustus hingga 8 September 2013.
sumber: MENITS.com