WONOGIRI - Pemkab Wonogiri akhirnya memastikan mengalokasikan dana biaya tak terduga (BTT) untuk menangani bencana kekeringan. Saat ini ada Rp279 juta dana BTT tersisa yang bisa digunakan untuk kepentingan tersebut.
Rencananya, Pemkab segera berembuk dengan camat di delapan kecamatan rawan bencana kekeringan guna memproyeksi kebutuhan dana untuk itu. Kepastian dana untuk penanganan bencana kekeringan tersebut diperoleh saat sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait bencana kekeringan melakukan koordinasi di kompleks kantor asisten Setda Wonogiri, Rabu (21/8/2013).
Selain kepastian dana, rapat koordinasi juga mengistruksikan Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) menyiapkan surat edaran kepada perusahaan, instansi, kelompok masyarakat, dan pihak ke tiga lain yang berniat memberikan bantuan air bersih bagi korban kekeringan.
Bukan itu saja, pertemuan tersebut juga memberi mandat Badan Kesatuan Kebangsaan Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol & Linmas) untuk mengajukan surat permohonan bantuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah.
“Saya kemarin juga kaget kok dikatakan tidak ada dananya. Untungnya, kita masih punya BTT. Jadi penanganan bencana kekeringan diputuskan akan diambilkan dari sana,” kata Asisten II Sekda Wonogiri, Bambang Haryadi, saat ditemui wartawan, di kompleks kantor Pemkab Wonogiri, Kamis (22/8).
Kepala Bagian (Kabag) Kesra Setda Wonogiri, Maryanto, saat ditemui solopos.com, di ruang kerjanya, Kamis, membenarkan ada tiga poin kesepakatan dalam rapat koordinasi tersebut. Sebagai langkah awal, Dinas Sosial akan mengadakan pertemuan dengan delapan camat untuk menentukan usulan dana penanganan bencana kekeringan dari BTT.
Maryanto memperkirakan nilai dana yang dibutuhkan berkisar Rp100 juta. Artinya, sisa dana BTT senilai Rp279 juta dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan dana penanganan bencana tersebut. Apalagi, dengan perkiraan harga air bersih senilai Rp100.000-Rp200.000 per tangki berisi 5.000 liter.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Wonogiri, Haryono, mengakui dana BTT masih tersisa Rp279 juta sehingga bisa diusulkan untuk digelontorkan bagi penanganan bencana kekeringan.
“Dana BTT tahun ini Rp3,8 miliar. Tapi sebagian besar sudah digunakan untuk menangani kerusakan infrastruktur pascabencana. Masih sisa Rp1,7 miliar. Itu sudah diminta DPU untuk kelanjutan perbaikan infrastruktur pascabencana sekitar Rp1,5 miliar. Yang tersisa dan masih free ada Rp279 juta. Itu bisa untuk mengatasi bencana kekeringan,” jelas dia.
sumber: Solopos.com