Jakarta - Badan Geologi Kementerian ESDM menggulirkan SMS Blast dalam memperluas keterjangkauan informasi dan peringatan dini bencana geologi. Ide ini lahir demi meningkatkan pelayanan publik dan memberikan rasa aman bagi masyarakat yang bermukim di kawasan rawan bencana.
Menurut Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono, mengingat kondisi geografi Indonesia, di mana lokasi rawan bencana tersebar dan sebagian masih belum terjangkau oleh jaringan telekomunikasi yang memadai, maka masih terdapat kendala dalam penyebaran informasi.
"Program penyebarluasan informasi kebencanaan melalui penyelenggara telekomunikasi dan lembaga penyiaran di kawasan rawan bencana adalah salah satu solusi untuk permasalahan tersebut," jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (14/4/2021).
Hal ini diungkapkannya usai penandatangan kerja sama penyebarluasan informasi aktivitas dan erupsi gunung api Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika pada Senin (12/4). Eko mengutarakan komitmennya terhadap kualitas penyebaran informasi bencana geologi yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan melalui beragam kanal, baik itu aplikasi Magma Indonesia, PVMBG TV, media sosial dan yang terbaru berupa pesan pendek (Short Message Service/SMS).
"Hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia, dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penyelenggaraan negara demokrasi yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik," tegasnya.
Adanya perjanjian kerja sama (PKS) dengan Kominfo tersebut, kata dia, mendorong kedua belah pihak menyediakan data dan informasi kebencanaan di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Geologi, meliputi tingkat aktivitas dan erupsi gunung api, rekomendasi kejadian gerakan tanah, serta rekomendasi kejadian gempa bumi dan tsunami.
"Tak kalah penting, perjanjian ini juga melingkupi pendampingan dan pengembangan sumber daya manusia terkait pemanfaatan perangkat penyebarluasan informasi Kebencanaan," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, informasi aktivitas dan erupsi gunung api mutlak wewenang PVMBG. Sementara gerakan tanah, gempa bumi dan tsunami merupakan hasil kolaborasi dengan instansi lainnya, yang membedakan adalah output informasi yang dikeluarkan oleh PVMBG lebih ke rekomendasi bagi publik.
Enam tahun pasca pembangunan MAGMA Indonesia yang merupakan sistem diseminasi informasi berbasis jaringan internet, Badan Geologi memandang perlunya memperluas keterjangkauan informasi dan peringatan dini terutama bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan akses internet.
Tentunya dengan memanfaatkan teknologi komunikasi berbasis jaringan seluler, SMS Blast memungkinkan adanya integrasi antara sistem informasi bencana yang dimiliki oleh Badan Geologi khususnya Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ke sistem penyampaian informasi publik yang dibangun Kominfo.
Lebih jauh, SMS Blast ini pun sudah diuji coba hingga 3 kali ke telepon genggam masyarakat di KRB Geologi jika terjadi kondisi bahaya sebagai peringatan dini. Adapun contoh SMS Blast yang nanti akan diterima masyarakat seperti berikut ini.
"Erupsi G. Sinabung 10-Apr-2021 08:28 WIB. Hindari radius bahaya 3km, Selatan-Timur 5km, Timur-Utara 4km. http://bit.ly/2QhFVc9 :: PVMBGKMINFO,"