Blitar - 8 Kabupaten di Jawa Timur berpotensi tsunami. Salah satunya Blitar. Untuk itu BPBD Kabupaten Blitar meminta warga menyiapkan tas siaga bencana.
Deretan pantai di pesisir Blitar selatan, merupakan wilayah terdekat sumber dua kali gempa yang terjadi hanya berselang dua pekan. Yakni, 10 April terjadi gempa Malang dan 21 Mei terjadi gempa Blitar berkekuatan M 5,9.
Data BPBD Kabupaten Blitar, empat kecamatan berpotensi jadi wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi jika terjadi tsunami. Ke empat kecamatan itu yakni Bakung, Panggungrejo, Wates dan Wonotirto. Dari empat kecamatan itu, terdata 12 desa terdampak.
Namun hanya tiga desa yang paling dekat dengan permukiman warga, dengan tingkat populasi antara 20 sampai 50 kepala keluarga (KK). Yakni Desa Tambakrejo di Kecamatan Wonotirto, Desa Serang di Kecamatan Panggungrejo dan Desa Jolosutro di Kecamatan Wates.
"Belum semua desa itu membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana). Hanya Serang, Tambakrejo dan Jolosutro. Pokok yang ada penduduknya itu sudah dibentuk Destana Semua," jawab Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Achmad Cholik dihubungi detikcom, Jumat (4/6/2021).
Dua alat Early Warning System (EWS) sudah terpasang di Pantai Tambakrejo dan Jolosutro. Cholik mengaku, sebenarnya pihaknya sudah mengajukan satu EWS ke pemerintah pusat untuk dipasang di Pantai Serang. Namun sampai saat ini, belum ada respon dari pusat.
"Kami sudah mengupayakan semua. Namun kami sangat berharap, warga punya kemandirian dan kewaspadaan siaga bencana. Siapkan tas siaga bencana sekarang juga. Jadi ketika bencana melanda, bisa menyelamatkan keluarga dan barang berharga yang sudah tersimpan di tas itu," tandasnya.
Tas Siaga Bencana itu, lanjut dia, berisi surat-surat berharga, barang berharga yang bisa disimpan di dalamnya, obat-obatan dan baju untuk persiapan selama tiga hari. Selain itu, jika memungkinkan bisa membawa senter, radio dan jangan sampai lupa HP.
Selain itu, penguatan mitigasi bencana secara penthahelix rutin disimulasikan. Seperti memukul kentongan, membunyikan peluit atau alat lainnya ketika pascagempa melihat fenomena air laut mulai surut.
"Sekali lagi, mulai sekarang siapkan tas siaga bencana. Perkuat pola komunikasi antar warga dan lebih peka membaca tanda-tanda alam. Jangan panik, namun fokus menuju jalur evakuasi yang sudah disiapkan di setiap desa," pungkasnya.