KOMPAS.com – Banjir melanda wilayah Kalimantan Tengah, Rabu (8/9/2021), dan merendam 13 kecamatan di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.
Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada 15.911 KK dengan 25.443 jiwa terdampak banjir ini.
Selain itu sebanyak 15.439 unit rumah, 67 unit tempat ibadah, 78 unit fasilitas pendidikan, 36 unit fasilitas kesehatan, 40 unit perkantoran 19 pos PPKM, dan 794.100 hektar luas wilayah juga ikut terdampak.
“Menurut laporan BPBD setempat, saat ini kondisi di jalan lintas provinsi-kabupaten masih tidak bisa dilewati untuk kendaraan roda 4. Ruas jalan masih digenangi banjir,” ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (9/9/2021).
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Katingan saat ini menetapkan status tanggap darurat banjir sejak 24 Agustus hingga 23 September 2021.
Saat ini, BPBD setempat mencatat sejumlah wilayah yang terdampak banjir yakni Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Katingan Hulu, Kecamatan Petak Malai, Kecamatan Marikit, Kecamatan Sanaman Mantikei, Kecamatan Katingan Tengah, Kecamatan Pulau Malan, Kecamatan Tewang Sangalang Garing, Kecamatan Katingan Hilir, Kecamatan Tasik Payawan, Kecamatan Kamipang, Kecamatan Katingan Kuala, dan Kecamatan Mendawai.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan BPBD Kabupaten Katingan Andi B. Baron mengatakan, total pengungsi saat ini tercatat 112 jiwa.
"Untuk data sementara, total pengungsi sampai saat ini yang tersebar di titik pengungsian sebanyak 112 jiwa. Namun, pendataan akan terus kami lakukan dan kemungkinan masih bertambah," ujar dia.
BPBD Katingan mendirikan tenda pengungsian di 4 titik yakni 2 tenda di Kelurahan Kasongan Lama, 1 tenda di Desa Banut Kalanaman, dan 1 unit tenda di Desa Petak Bahandang, Kecamatan Tasik Payawan.
Tim BPBD Kabupaten Katingan juga terus memantau perkembangan di lapangan.
Masyarakat diimbau lebih meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan mengamankan anggota keluarga termasuk harta benda.
Masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap aliran listrik dan kabel yang terendam air dan menerapkan protokol kesehatan di area pengungsian.