Banjir merendam sejumlah pemukiman di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara Selasa (21/9) dan Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (22/9).
Di Halmahera Barat, banjir melanda Desa Akediri dan Desa Todowong, Kecamatan Jailolo. Peristiwa ini dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur sejak pagi kemarin.
Kejadian tersebut menyebabkan 29 unit rumah warga terendam banjir. Ketinggian muka air saat berlangsungnya banjir berkisar antara 50-60 sentimeter.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Barat, tidak ada korban jiwa atas kejadian ini. Selain itu, tidak ada warga yang mengungsi melainkan bertahan di rumah masing-masing.
Saat ini banjir sudah surut dan para warga bergotong royong membersihkan material yang terbawa saat banjir terjadi.
Di Luwu Utara sebanyak 303 rumah warga terdampak banjir. Wilayah terdampak berada di empat desa yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu Desa Mekar Sari Jaya dan Desa Marannu di Kecamatan Baebunta Selatan, Desa Pince Pute di Malangke serta Desa Subur di Sukamaju.
Peristiwa banjir di empat desa dipicu oleh curah hujan yang tinggi selama dua hari berturut-turut. Hal tersebut menyebabkan debit air beberapa sungai meluap, seperti Sungai Rongkong, Masamba dan Lampuawa.
Ketinggian muka air yang berkisar antara 30 hingga 100 cm tak hanya merendam perumahan warga, tetapi juga fasilitas umum dan aset lain warga, seperti lahan dan tambak.
Hasil pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu per hari ini (22/9), pukul 17.00 WIB, menyebutkan 636 KK atau 2.095 jiwa terdampak. Belum ada laporan warga yang mengungsi akibat banjir tersebut.
Sementara itu, BPBD juga mendata sejumlah fasilitas umum yang terdampak, antara lain tempat ibadah 5 unit, fasilitas Pendidikan 4, kantor desa 3 dan fasilitas kesehatan 3. Sedangkan aset warga, seluas 583 hektar tambak dan 285 hektar pertanian terdampak.
Merespons kejadian tersebut, personel BPBD Kabupaten Luwu Utara bersiaga apabila warga membutuhkan evakuasi ke tempat yang aman. Di samping itu,
BPBD juga berkoordinasi dengan pihak aparat desa untuk pendataan dampak maupun kebutuhan di lokasi terdampak. Dari hasil kaji cepat, kebutuhan mendesak yang diperlukan yaitu sembako dan air mineral.
sumber: darilaut