BANTUL, KRJOGJA.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Bantul melakukan kesiapsiagaan menghadapi ancaman Hidrometeorologi dengan aktivasi Pos Banjir Longsor di 29 titik di wilayah kalurahan rawan bencana di Kabupaten Bantul.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanto ST MT, Rabu ( 19/1), kesiapsiagaan tersebut menindaklanjuti prakiraan BMKG yang memprediksi pada bulan Januari 2022 ini masih bisa terjadi cuaca ekstrim, dengan turun hujan lebat. Selain itu juga mempertimbangkan sejarah kebencanaan di Kabupaten Bantul yang disebabkan oleh ancaman Hidrometeoroli , yakni Siklon Cempaka 2017 dan Siklon Savvana 2019.
Karena itu BPBD Bantul melakukan kesiapsiagaan dan antisipasi menghadapi bencana alam, utamanya banjir dan tanah longsor, dengan mengenali ancaman yang ada di sekitar wilayah masing-masing untuk melakukan upaya pengurangan resiko seperti pengecekan saluran air, pemangkasan pohon yang sudah rapuh dan rawan tumbang, mengenali jalur evakuasi yang aman dan titik kumpul yang disepakati apabila terjadi kondisi darurat, serta melaporkan secara aktif kondisi kedaruratan di wilayah masing-masing kepada Pos Banjir Longsor terdekat atau ke BPBD Kabupaten Bantul.
Dikatakan, selain kesiapan menghadapi ancaman bencana Hidrometeorogi , masyarakat di Bantul juga tidak boleh lengah dengan ancaman bencana lain. Seperti dampak gemba bumi yang sering dirasakan di wilayah Bantul.
“Sebagai salah satu ancaman bencana yang tidak bisa diprediksi , masyarakat diimbau untuk tetap melakukan upaya peningkatan pengetahuan menghadapi ancaman gempa bumi. Seperti langkah-langkah yang harus dilakukan apabila terjadi gempa bumi, antara lain jangan panik, lindungi kepala, menghindari benda mudah pecah dan roboh, serta usahakan segera menuju ke area terbuka,” pungkasnya. (Jdm)