Palu (ANTARA) - Badan SAR Nasional (Basarnas) menggelar uji kesiapan unsur dan potensi SAR di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah dalam menghadapi dampak yang ditimbulkan bencana alam di daerah tersebut.
"Sebagai penyelenggara kegiatan pencarian dan pertolongan dalam kondisi membahayakan keselamatan manusia, maka kami perlu meningkatkan kapasitas personel melalui simulasi lapangan," kata Direktur Operasi Basarnas Wurjanto saat meninjau pelaksanaan simulasi SAR di Palu, Kamis.
Ia menjelaskan, skenario yang dibuat tim Basarnas Pusat mirip seperti penanganan evakuasi korban gempa, tsunami dan likuefaksi 28 September 2018.
Karena, Palu dan sekitarnya berpotensi terjadi bencana, sehingga dibutuhkan respon cepat mulai dari menerima informasi hingga tindakan pencarian dan pertolongan.
Pada giat ini, Basarnas memilih lokasi eks likuefaksi di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan yang merupakan salah satu wilayah terdampak parah bencana alam empat tahun lalu.
"Pertimbangan kami memilih lokasi ini, salah satunya menjaga psikologi masyarakat, kemudian di lokasi ini masih ada bekas reruntuhan bangunan lebih menambah khasanah simulasi SAR," ujar Wurjanto.
Ia memaparkan, belajar dari pengalaman bencana sebelumnya, maka Kantor SAR Palu harus siapa menghadapi situasi apapun, sehingga bila sewaktu-waktu terjadi bencana serupa personel lebih siap dan sigap melaksanakan tugas operasi.
Begitu pun dari segi peralatan penunjang, Basarnas secara bertahap akan melengkapi kebutuhan dalam kegiatan operasi SAR, supaya proses evakuasi korban lebih cepat, aman dan tepat.
"Hasil dari simulasi ini akan menjadi penilaian kami. Di lokasi uji operasi SAR didirikan posko induk sebagai tempat koordinasi proses evakuasi," kata Wurjanto menambahkan.
Simulasi operasi, katanya, melibatkan sejumlah potensi SAR, diantaranya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), PMI Sulteng, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Palu dan Pemerintah Kelurahan setempat.
"Kami berharap lewat simulasi ini Basarnas dan potensi SAR lainnya lebih mampu melakukan upaya pencarian dan pertolongan dalam kondisi darurat," demikian Wurjanto.