Kupang - Gunung Hobalt yang terletak di kecamatan Atadei, kabupaten Lembata yang dikenal dengan pulau Lomblem meletus Selasa, (20/8) pukul 7.13 WITA. Wakil Bupati Lembata, Viktor Mado Watun, melalui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Petrus Bote, Selasa (20/8) menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Lembata sudah mengeluarkan larangan kepada semua nelayan di daerah itu tidak mendekat dalam radius hingga tiga kilometer dari Gunung Hobalt.
Menurut Petrus Bote, larangan dikeluarkan, karena gunung mulai meletus pada, Selasa, (20/8) pukul 07.13 WITA. Gunung Hobalt yang terletak di perairan wilayah Kecamatan Atadei di selatan Pulau Lembata berjarak sekitar lima kilometer dari bibir pantai.
“Saat ini BPBD kabupaten Lembata sudah mengirimkan dua tim ke Kecamatan Atadei dan Kecamatan tentangga Wulandoni. Mereka memantau langsung aktivitas kedua gunung itu dan mendata jumlah masyarakat yang tinggal di sekitar kedua gunung itu," kata Petrus.
Beberapa desa yang dekat dengan kedua gunung itu terutama gunung Werung, adalah desa Dulir dan Lamanunang serta Dusun Waiteba desa Atakore, Kecamatan Atadei. Pemerintah kabupaten Lembata mengantisipasi jika terjadi letusan dan mengancam masyarakat yang tinggal disekitar gunung itu.
“Kami juga sudah siap dengan berbagai bantuan jika terjadi letusan. Bantuan itu terutama bantuan yang bersifat emergency. Terkait kondisi tersebut kami juga telah menyampaikan kepada Kepala BPBD NTT di Kupang,” ungkap Petrus Bote.
Menurut informasi yang diperoleh dari Atadei menyebutkan, warga yang bermukim di pesisir selatan Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata melihat puncak gunung Hobalt muncul ke permukaan laut, Selasa (20/8) sekitar pukul 07.13 WITA.
“Banyak orang termasuk nelayan melihat puncak gunung muncul dari laut, beberapa menit kemudian menghilang masuk kembali ke laut,” kata Pit, warga Atadei yang dihubungi wartawan dari Kupang.
Pemunculan puncak gunung Hobalt tersebut bukan baru pertama terjadi. Pada letusan terakhir 22 Mei 1999 lalu, puncak gunung juga muncuk ke permukaan laut. Namun warga yang melihat peristiwa itu takut.
“Ada warga yang melihat pemunculan kawah gunung sebagai kejadian langka, tetapi ada juga yang takut terjadi malapetaka yang akan menimpah masyarakat di sekitar daerah itu,” ujar Pit.
Pemunculan puncak gunung tersebut menurut Pit, disertai gempa yang dirasakan masyarakat. Saat kejadian, puncak gunung yang muncul ke permukaan air terlihat jelas dari darat. Jarak daratan dengan lokasi gunung Hobalt kurang lebih tiga kilomter.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala BPBD NTT, Tini Thadeus, kepada Suara Pembaruan di ruang kerjanya. Tini Thadeus, mengatakan, sesuai laporan Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, pada pukul 07.13 WITA Gunung Hobalt meletus. Tinggi asap letusan sekitar 1.000-2.000 meter dari permukaan laut dan berlangsung selama dua menit. Secara visual air laut di sekitar Gunung Hobalt memperlihatkan gelembung dan berwarna kekuningan. Saat ini status Gunung Hobalt sudah dinaikkan dari normal ke waspada level II.
“Monitoring aktivitas gunung api ditingkatkan oleh PVMBG sehingga dapat mengetahui aktivitas secara pasti,” Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
sumber: beritasatu