Latihan bersama bertajuk "Crocodile Response 2023" resmi dibuka. Acara tahunan mengenai pelatihan penanggulangan bencana oleh angkatan bersenjata tersebut diikuti oleh lebih dari 500 personel gabungan TNI, US Marine Corps (USMC) dan Australia Defence Force (ADF).
SENTUL, JAWA BARAT (VOA) — Bertempat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (pusdiklat) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sentul, Jawa Barat, rangkaian acara "Crocodile Response 2023" diawali dengan Academic Session, yang merupakan pemberian materi oleh para pengajar yang berkompeten dalam bidang bantuan kemanusiaan dan penanggulangan kebencanaan.
Pimpinan US Marine Corps dalam satuan Marine Rotational Force-Darwin (MRD-F) yang bermarkas di Australia, Colonel Brendan Sullivan mengatakan bahwa keikutsertaan Amerika Serikat dalam acara tersebut dikarenakan rasa kepedulian terhadap bantuan kemanusiaan di wilayah-wilayah negara sahabat.
“Salah satu alasan kami ikut berpartisipasi dalam 'Crocodile Response' bersama TNI dan ADF dikarenakan kami mempunyai rasa kepedulian yang tinggi dalam menjaga stabilitas keamanan wilayah dan kami memiliki tanggung jawab besar terhadap permasalahan bencana alam. Itu salah satu alasannya,” terang Sullivan.
Selain itu, pihaknya juga mengetahui bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan bencana alam yang tidak terduga sehingga memiliki badan penanggulangan bencana yang kompeten dalam menangani hal tersebut. Bagi dirinya dan marinir AS, keikutsertaan mereka dalam kegiatan tersebut merupakan salah satu pengalaman yang sangat berharga.
Salah satu contoh yang disebutkan Sullivan adalah mempelajari bagaimana TNI dan BNPB menyalurkan bantuan logistik ke daerah-daerah yang terkena bencana dengan skala operasi yang besar. Setidaknya, marinir AS akan mengikutsertakan sekitar 400 personel untuk pelatihan di lapangan.
Sementara itu Wakil Asisten Operasi TNI, Marsekal Pertama Budhi Achmadi menerangkan bahwa keikutsertaan Indonesia yang diwakili oleh TNI adalah untuk menguatkan peran angkatan bersenjata dalam ikut serta menanggulangi dan menghadapi bencana.
“Selama ini TNI menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana. Sejauh ini TNI selalu bekerjasama dengan BNPB sehingga harapannya dengan mendapatkan teori dan materi penanggulangan bencana dari BNPB nantinya TNI semakin bersinergi, bisa memiliki SOP yang sama dengan BNPB, juga mendapatkan ilmu dari rekan-rekan marinir AS dan angkatan bersenjata Australia,” ungkap Budhi kepada VOA.
Untuk tahun ini, Budhi menambahkan bahwa salah satu fokus materi adalah penanggulangan bencana kebakaran hutan dan banjir. Untuk sesi materi sendiri setidaknya diikuti oleh 40 orang peserta dari tiga negara tersebut.
Salah satu personel marinir AS peserta Academic Session, Ramarro Lamar, mengatakan dirinya sangat senang bisa ikut serta dalam pelatihan tersebut. Lamar yang baru bergabung dengan marinir AS sekitar empat tahun lalu mengungkapkan bahwa pelatihan ini dirasa penting untuk menanggapi bencana alam yang datang tidak terduga. “Sangat penting untuk tetap siaga dalam menanggapi bencana alam dengan cepat yang ada di sekitar kita, sehingga keikutsertaan kami di sini juga untuk membantu jika ada kejadian (bencana alam.red) di Indo-Pasifik,” terang Lamar.
Lamar mengungkapkan keseriusannya dalam mengikuti pelatihan Crocodile Response 2023 ini untuk mendapatkan ilmu-ilmu baru, khususnya dari pihak Indonesia yang sudah seringkali menanggapi bencana alam dan penanggulangannya.
“Salah satu keuntungan saya mengikuti pelatihan ini adalah mempelajari bagaimana Indonesia memberikan bantuan kemanusiaan setiap kali ada bencana alam. Saya mengikuti dengan baik pelajaran yang ada di kelas, saya senang kami memiliki satu tujuan yang sama sebagai tim,” pungkas Lamar.
Crocodile Response Exercise merupakan latihan trilateral tahunan antara Indonesia, Amerika Serikat dan Australia dalam operasi bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana. Selain dari angkatan bersenjata, latihan bersama ini juga diikuti oleh lembaga non negara seperti Basarnas, BNPB, Kementerian Luar Negeri Australia dan USAID serta US Bureau of Humanitarian Assistance.
Acara ini berlangsung di Indonesia, bertempat di Pusdiklat BNPB, Sentul, Jawa Barat dari 10-12 Mei 2023 untuk sesi akademik. Sementara untuk sesi latihan simulasi yakni Command Post Exercise dan Field Training Exercise diadakan di Darwin, Australia dari 15 hingga 27 Mei mendatang. [iy/lt]