REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Hujan mulai turun di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, beberapa pekan terakhir ini. Menghadapi musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut bersiaga mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi.
Kepala PelaksanaBPBD Kabupaten Garut Aah Anwar mengatakan, sejauh ini belum ada laporan bencana signifikan yang dipengaruhi faktor hujan. “Masyarakat masih bersyukur karena kemarin kekeringan, sekarang sudah ada hujan. Kekeringan sudah bisa teratasi dengan adanya hujan. Mudah-mudahan musim hujan tetap kondusif di Kabupaten Garut,” ujar dia.
Aah mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) telah memberikan arahan agar daerah bersiaga mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi saat musim hujan. BPBD Kabupaten disebut akan menindaklanjuti arahan itu dengan menggelar apel kesiapsiagaan menghadapi musim hujan.
“Kami rencana Selasa (14/11/2024) akan menindaklanjuti apa yang disampaikan di tingkat provinsi, termasuk penyampaian kondisi yang akan terjadi ke depan,” kata Aah, saat dikonfirmasi Republika, Ahad (12/11/2023).
Menurut Aah, pihaknya juga mendata potensi bencana hidrometeorologi di Kabupaten Garut. Selain itu, menyiapkan sumber daya manusia dan logistik untuk mengantisipasi bencana saat musim hujan.
Aah mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut belum akan menetapkan status kebencanaan menghadapi musim hujan. Pemkab Garut disebut menunggu arahan dari pemerintah pusat maupun provinsi. “Namun, kami sudah mulai persiapan agar semua waspada. Jadi, seluruh sumber daya sudah siap di wilayah masing-masing,” kata dia.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meminta kabupaten/kota waspada akan kemungkinan terjadinya bencana saat musim hujan. Sebagaimana informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata dia, diprakirakan puncak musim hujan akan terjadi pada Januari-Maret 2024.
Sejumlah bencana yang berpotensi terjadi saat musim hujan, antara lain banjir atau longsor. Mengacu data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dilaporkan terdapat 473 kecamatan dari 627 kecamatan di wilayah Jawa Barat yang memiliki potensi gerakan tanah menengah-tinggi per November 2023. “Data dan fenomena ini harus kita sikapi dengan bijaksana dan waspada,” kata Bey, Rabu (8/11/23).