Frekuensi letusan Gunung Lokon di Sulawesi Utara terus menurun. Sabtu (24/9) gunung ini hanya tercatat mengalami empat letusan. "Letusan-letusan itu terjadi pada pukul 11.25 WITA, 13.19 WITA, 13.26 WITA dan 15.04 WITA. Abu vulkanik dari letusan-letusan tersebut diperkirakan ketinggiannya sekitar 200 meter dari bibir kawah," kata staf Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, Yudi di Tomohon.
Ia mengatakan letusan yang terjadi sejak pukul 00.00 WITA hingga pukul 18.00 WITA adalah letusan paling sedikit dari frekwensi letusan yang terjadi sejak sepekan terakhir yang kadangkala mencapai dua puluhan kali dalam sehari.
"Tapi bukan berarti aktivitas Gunung Lokon sudah normal. Aktivitasnya masih di atas normal karena Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung masih menetapkan status siaga atau level III," katanya.
Hanya saja menurut Yudi, pola letusan Gunung Lokon mulai berubah pascaletusan 1991 dan 2003. Kala itu, pola letusannya langsung selesai dan tidak terjadi rentetan letusan-letusan seperti sekarang ini.
"Inilah yang mengakibatkan kami tidak bisa memprediksi kapan gunung ini akan berhenti meletus atau bahkan sebaliknya akan meletus hebat," imbuhnya.
Secara visual digambarkan Yudi, asap kawah putih sedang-tebal dengan ketinggian sekitar 200 meter. Begitupun dengan gempa tektonik dan gempa vulkanik.
Gempa tektonik terjadi dua kali dengan amplitudo 12-47 milimeter. Sedangkan gempa vulkanik terekam sebanyak tiga kali dengan amplitudo 5-8 milimeter