Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa dengan magnitudo 7,4 melanda Taiwan pada Rabu pagi waktu setempat. Gempa ini terjadi pukul 08:00 waktu setempat dengan pusat gempa berada di 18 kilometer (km) Selatan Kota Hualien di kedalaman 34,8 kilometer (km).
Gempa tak hanya merusak bangunan di Taiwan tapi juga memicu peringatan tsunami yang meluas ke Jepang dan Filipina sebelum dicabut. Di Jepang tiga wilayah dilaporkan mengalami tsunami kecil.
Lalu bagaimana fakta terbarunya? Berikut ringkasan CNBC Indonesia, Kamis (4/4/2024):
1. Korban
Dari update terakhir, setidaknya sembilan orang tewas dan 1.000 terluka karena gempa tersebut. Semua korban tewas terjadi di wilayah Hualien.
Area ini merupakan wilayah pegunungan di sepanjang pantai timur Taiwan yang merupakan pusat gempa. Dari sembilan orang tersebut, tiga orang tewas di jalur pendakian dan tiga orang tertimpa batu besar akibat tanah longsor di dalam kendaraan mereka.
2. Muncul 100 Gempa Susulan
Gempa tersebut terasa di seluruh Taiwan, dengan lebih dari 100 gempa susulan mengguncang pulau berpenduduk sekitar 23 juta jiwa tersebut. Hal ini ditegaskan lembaga terkait setempat dikutip AFP.
3. Bakal Ada Gempa Dahsyat Baru
Menurut Pusat Seismologi Taipei, gempa susualn besar tersebut merupakan yang terbesar dalam 25 tahun. Terakhir, Taiwan mengalami gempa besar pada tahun 1999, dengan berpusat di wilayah Jiji yang kemudian menewaskan 2.000 jiwa.
Direktur Seismology Center saat ini, Wu Chien-fu, mengatakan gempa bumi Jiji menghancurkan ratusan gedung di pusat Taiwan. Namun, gempa bumi terbaru ini mengguncang lebih banyak wilayah di Taiwan dengan intensitas lebih besar.
Menurut Wu, intensitas gempa Rabu berpusat di kedalaman rendah yang dekat dengan daratan. Akibatnya, dampaknya terasa lebih kuat. Menurut dia, gempa bumi susulan masih mungkin terjadi dengan magnitudo 6,5-7 dalam 3-4 hari mendatang.
4. Jepang Tiba-Tiba Gempa
Gempa bumi kuat dengan magnitudo 6,0 melanda wilayah Fukushima di Timur Laut Jepang pada hari Kamis pukul 11.00 waktu setempat. Namun tak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan pemerintah.
Gempa ini terjadi sehari setelah gempa dahsyat mengguncang Taiwan. Namun lokasi gempa terbaru ini berada dekat dengan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daichi yang sedang dalam proses penonaktifan.
"Pusat gempanya memiliki kedalaman 40 kilometer (25 mil) dan juga terasa hingga Tokyo," muat AFP dalam laporannya.
"Belum ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa pasca gempa tersebut," tambah laporan itu.
Operator pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima, TEPCO, mengeluarkan pernyataan sesaat setelah gempa. Perusahaan mengatakan "tidak ada kelainan" yang terdeteksi di pembangkit listrik yang terkena dampak atau di lokasi lain di wilayah tersebut.
Perlu diketahui, Jepang merupakan salah satu negara yang paling aktif secara tektonik di dunia. Karenanya negara itu memiliki standar bangunan yang ketat yang dirancang untuk memastikan struktur bangunan dapat tahan terhadap gempa bumi paling kuat sekalipun.
Dalam data laman yang sama, gempa bumi terbesar di Jepang yang pernah tercatat adalah guncangan bawah laut dengan magnitudo 9,0 pada bulan Maret 2011, di lepas pantai timur laut. Guncangan besar itu memicu tsunami yang menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang.
Bencana tahun 2011 juga menyebabkan tiga reaktor di PLTN Fukushima hancur, menyebabkan bencana terburuk pasca perang di Jepang dan kecelakaan nuklir paling serius sejak Chernobyl. Total biaya diperkirakan mencapai 16,9 triliun yen (Rp 1.780 triliun) belum termasuk pelucutan fasilitas Fukushima yang berbahaya, yang diperkirakan memakan waktu puluhan tahun.
5. China Kirim Jet Tempur
Sementara itu, China dilaporkan tengah mengirim sebanyak 30 pesawat tempur ke wilayah Taiwan. Diketahui, Beijing mengklaim pulau itu sebagai bagian integral dari kedaulatannya, yang dilawan pemerintah Taiwan di Taipei.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan dari 30 unit armada China, 20 pesawat melintasi wilayah yang disebut Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) di pulau itu. Ini terjadi saat China menerjunkan jet tempur.
"Angkatan bersenjata Taiwan memantau situasi dan mengerahkan pesawat (patroli), kapal Angkatan Laut, dan sistem rudal pesisir sebagai respons terhadap aktivitas yang terdeteksi," katanya dalam sebuah pernyataan.
Bulan lalu, Taiwan mendeteksi 36 pesawat tempur China di sekitar pulau itu selama periode 24 jam, jumlah harian tertinggi tahun ini. Peningkatan serangan ini mengikuti pola yang oleh para ahli disebut sebagai tindakan "zona abu-abu", atau tindakan yang bisa memicu tindakan perang.
Pengiriman pesawat tempur telah meningkat sejak terpilihnya Presiden Tsai Ing Wen pada tahun 2016, yang menganggap Taiwan "sudah merdeka", sebuah posisi yang dianggap tidak dapat diterima oleh Beijing. Wakil Presiden Taiwan saat ini, Lai Ching Te, memenangkan pemilihan presiden pada 13 Januari dan diketahui juga tidak disukai oleh pemerintah China.