KUPANG, KOMPAS.com — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi membantah telah merekomendasikan pengungsian warga di lereng Gunung Anak Ranaka.
Dalam pernyataannya kepada Kompas.com, Selasa (27/9/2011), Kepala PVMBG Surono menyatakan, "Hingga Selasa, 27 September 2011, PVMBG tidak/belum merekomendasikan pengungsian. Tim melakukan cek di lapangan tidak ada pengungsian masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Anak Ranaka yang dalam status Siaga sejak 31 Agustus 2011."
"Bahwa BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) 'merencanakan jika Anak Ranaka meletus akan mengungsikan (warga)' akan mengungsikan warga Desa Ranaka, Kecamatan Werii, Kabupaten Manggarai, ke Stadion Gololukai-Manggarai," kata Surono.
Lebih lanjut Surono menegaskan, tim PVMBG telah melakukan koordinasi di lapangan dan memastikan bahwa hingga pagi ini tidak ada pengungsian warga.
Bantahan serupa dilontarkan Bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Christian Rotok. "Sampai saat ini belum ada pengungsian sehingga tidak perlu didramatisasi karena akan membuat warga panik dan mengganggu aktivitasnya," katanya kepada kantor berita Antara, Senin (26/9/2011).
"Bahwa ada warga yang sudah lanjut usia dan hendak bepergian ke keluarganya jauh dari kaki Gunung Anak Ranaka itu tidak berarti telah terjadi pengungsian sehingga tidak perlu dibesar-besar, tetapi diingatkan untuk selalu waspada," katanya.
Gunung Anak Ranaka terakhir meletus pada 11 Januari 1988. Saat itu, ketinggian asap mencapai sekitar 8.000 meter disertai luncuran aliran awan panas yang mengarah ke Wae Reno dan Wae Teko di sebelah utara gunung api itu.