Tokyo - Gempa berkekuatan 7,1 mengguncang lepas pantai bagian barat daya Pulau Kyushu, Jepang. Gempa melanda pada sore hari, tepatnya pukul 16.42 waktu setempat.
Dilansir AFP dan Reuters, Kamis (8/8/2024), berdasarkan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa berpusat di kedalaman 25 km dari permukaan laut.
Laporan televisi nasional Jepang, NHK, menyebut gempa bumi itu memicu peringatan tsunami untuk beberapa wilayah. Peringatan tsunami, menurut dirilis untuk wilayah Kyushu dan Shikoku.
Dilaporkan gelombang tsunami hingga setinggi satu meter diperkirakan akan menerjang atau telah menerjang area pesisir di kedua wilayah tersebut, usai gempa mengguncang.
1. Pemerintah Bentuk Satgasus Gempa
Pemerintah Jepang telah membentuk satuan tugas khusus untuk merespons gempa bumi yang terjadi di wilayahnya. Seperti diketahui Jepang merupakan salah satu negara yang paling aktif secara tektonik di dunia.
Hal tersebut karena letak Jepang di atas empat lempeng tektonik utama di sepanjang tepi Barat 'Cincin Api Pasifik'. Negara kepulauan yang dihuni sekitar 125 juta orang ini, dilanda sekitar 1.500 guncangan setiap tahunnya.
Jepang tercatat menyumbang sekitar 18 persen gempa bumi yang terjadi di dunia.
2. Warga Diimbau Jauhi Pantai
Badan Meteorologi Jepang (JMA) melaporkan bahwa gempa bumi itu memicu peringatan tsunami terhadap area pesisir Jepang. Warga setempat diimbau menjauhi area pantai.
"Tsunami akan terjadi berulang kali. Mohon jangan masuk ke laut atau mendekati pantai sampai peringatan dicabut," demikian pernyataan JMA via media sosial X.
Sejauh ini belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa akibat gempa bumi tersebut. Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi, mengatakan bahwa dampak terhadap manusia dan harta benda masih dalam tahap pendataan oleh otoritas setempat.
"Mengingat situasi ini, perdana menteri (Fumio Kishida) menginstruksikan (para pejabat) untuk memberikan informasi yang tepat waktu dan akurat kepada masyarakat mengenai tsunami dan evakuasi," ucapnya.
3. Gempa Jepang Tak Picu Tsunami di Indonesia
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa ini tak memicu potensi tsunami di wilayah Indonesia. Meskipun gempa tersebut merupakan gempa bumi dangkal.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan hiposenternya, gempa ini merupakan jenis gempa dangkal yang diduga dipicu aktivitas subduksi Nankai Trough dengan mekanisme sesar naik (thrust fault)," kata Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono kepada wartawan, Kamis (8/8).
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa gempa berdampak dirasakan paling kuat di Prefektur Miyazaki. Gempa ini memiliki skala intensitas mencapai VI-VII MMI dan berpotensi menimbulkan kerusakan.
Dia menjelaskan bahwa gempa ini dapat memicu tsunami. Namun dia memastikan gempa ini tak akan memicu potensi tsunami di Indonesia.
"Hasil pemodelan tsunami TOAST oleh BMKG menunjukkan bahwa gempa ini dapat memicu tsunami dengan potensi ancaman waspada dengan tinggi kurang dari setengah meter (< 0,5 meter) di sekitar pusat gempa dan tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia," katanya.
4. Timbulkan Tsunami Kecil
Dalam laporan awal, JMA menyebut gelombang tsunami hingga setinggi satu meter diperkirakan akan menerjang sejumlah wilayah pesisir di Pulau Kyushu dan Pulau Shikoku. Disebutkan juga oleh JMA bahwa tsunami kecil mungkin terjadi di area Chiba, yang berjarak 850 kilometer dari pusat gempa.
"Tsunami akan terjadi berulang kali. Mohon jangan masuk ke laut atau mendekati pantai sampai peringatan dicabut," demikian pernyataan JMA via media sosial X.
Namun, menurut laporan terbaru JMA, sejumlah gelombang tsunami kecil dengan ketinggian hanya 50 cm, 20 cm dan 10 cm terdeteksi telah menerjang beberapa area pesisir, termasuk pelabuhan Miyazaki, sekitar satu jam setelah gempa mengguncang.
Pusat Peringatan Tsunami Pasifik secara terpisah merilis peringatan yang menyebut gelombang tsunami berbahaya mungkin terjadi hingga jarak 300 kilometer dari pusat gempa di Jepang.
5. Reaktor Nuklir di Area Terdampak Gempa Dinyatakan Aman
Laporan Otoritas Regulasi Nuklir Jepang menyebut tidak ada kelainan yang terpantau pada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang ada di area terdampak gempa bumi.
Ditegaskan oleh Otoritas Regulasi Nuklir Jepang bahwa seluruh 12 reaktor nuklir, termasuk tiga reaktor yang saat ini beroperasi, di wilayah Kyushu dan Shikoku tetap dalam kondisi aman.
Gempa di area-area dengan memiliki PLTN telah memicu kekhawatiran utama sejak gempa dahsyat dan tsunami hebat meluluhlantakkan Jepang pada Maret 2011 lalu, yang memicu bencana nuklir Fukushima.