Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah virus baru tengah menyerang China. Negeri itu mengalami lonjakan infeksi virus pernapasan, yang menyebabkan rumah sakit penuh sesak, tindakan darurat, dan kekhawatiran publik tentang wabah.
Mengutip The Independent, virus tersebut, yang diidentifikasi sebagai human metapneumovirus (HMPV). Kasus melonjak di seluruh provinsi Tiongkok utara musim dingin ini, terutama di kalangan anak-anak.
Wabah itu terjadi lima tahun setelah dunia pertama kali diperingatkan tentang munculnya Covid-19 di Wuhan, China, yang kemudian berubah menjadi pandemi global dengan tujuh juta kematian dilaporkan.
Laman yang sama memuat bagaimana foto dan video orang-orang yang mengenakan masker di rumah sakit di China muncul di platform media sosial dan laporan lokal mengatakan bahwa pemandangan wabah HMPV mirip dengan wabah Covid awal.
Lalu apa itu HMPV? Seperti apa penyebarannya di China, tetangga RI, hingga respons Kemenkes dan eks Dir WHO? Berikut update CNBC Indonesia, Senin (6/1/2025).
1.Lalu apa itu HMPV?
HMVP adalah virus pernapasan yang menyebabkan gejala yang mirip dengan flu biasa dan influenza. Meskipun penyakit ini biasanya ringan, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi parah seperti pneumonia, terutama pada bayi, orang tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Virus ini bukanlah virus baru. Tetapi ini telah menarik perhatian di tengah lonjakan kasus, terutama pada anak-anak di bawah 14 tahun di China utara.
Pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001, HMPV adalah virus RNA yang menyebar melalui droplet pernapasan atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. Infeksi ini sebelumnya telah diidentifikasi di berbagai negara, termasuk Inggris Raya.
Gejalanya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan kelelahan, dengan masa inkubasi tiga hingga enam hari. Tidak seperti Covid-19, tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk HMPV, di mana pengobatan utamanya melibatkan penanganan gejala.
2.Peningkatan Kasus di China
Peningkatan kasus bertepatan dengan dingin dan peningkatan aktivitas dalam ruangan, kondisi yang biasanya memicu penyebaran virus pernapasan. Pejabat kesehatan menekankan bahwa lonjakan ini sesuai dengan tren musiman.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional (CDC) China baru-baru ini melaporkan peningkatan infeksi pernapasan, termasuk HMPV, selama musim dingin. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menandai situasi tersebut sebagai darurat kesehatan global, tetapi peningkatan kasus telah mendorong pihak berwenang untuk memperkuat sistem pemantauan.
"Sebuah program percontohan telah diluncurkan untuk melacak pneumonia yang tidak diketahui asalnya, memastikan laboratorium dan badan kesehatan melaporkan dan mengelola kasus secara lebih efektif," kata penyiar negara CCTV melaporkan, mengutip seorang pejabat pemerintah pada konferensi pers.
3.Respons Pemerintah Xi Jinping
Otoritas kesehatan menerapkan tindakan darurat untuk memantau dan mengelola penyebaran. Namun, Beijing menegaskan wabah ini sebagai kejadian musim dingin tahunan.
Ini terlihat dari komentar juru bicara kementerian luar negeri China Mao Ning. Pada konferensi pers Jumat kemarin, ia mengatakan memang infeksi pernapasan cenderung memuncak selama musim dingin.
"Penyakit itu tampaknya kurang parah dan menyebar dengan skala yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya," katanya dikutip The Independence.
"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa pemerintah China peduli terhadap kesehatan warga negara China dan warga negara asing yang datang ke China," tambahnya seraya mengatakan negerinya "Sangat aman untuk bepergian di China".
4.Penyebaran HMVP di Luar China
Wilayah otonomi khusus China, telah melaporkan beberapa kasus HMPV. Negara-negara tetangga seperti Kamboja dan Taiwan terus mencermati situasi ini.
Departemen Pengendalian Penyakit Menular Kamboja juga telah mengeluarkan peringatan tentang HMPV, dengan mencatat kemiripannya dengan Covid-19 dan influenza. Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan telah mengatakan bahwa virus tersebut berisiko lebih tinggi bagi anak-anak, orang tua, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Di tetangga lainnya, India, para pejabat mengatakan tidak perlu panik. Mereka menegaskan HMPV "seperti virus pernapasan lainnya".
"Ada berita yang beredar tentang wabah Metapneumovirus di China. Izinkan saya menjelaskannya dengan sangat jelas," kata pejabat Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan (DGHS) Dr. Atul Goel, menurut media lokal.
"Metapneumovirus seperti virus pernapasan lainnya yang menyebabkan flu biasa, dan pada orang yang sangat tua dan sangat muda, virus ini dapat menyebabkan gejala seperti flu," tegasnya.
5.Kasus HMVP Meningkat di Tetangga RI
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan adanya 327 kasus infeksi human metapneumovirus (HMPV). Adapun, virus ini merupakan penyakit saluran pernapasan yang kini juga melonjak di China.
Kasus HMPV di China tercatat melonjak tajam, dengan 225 kasus sepanjang 2023 meningkat signifikan pada 2024. Di Malaysia, HMPV tidak termasuk penyakit yang wajib dilaporkan menurut Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 1988.
Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa hMPV adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus dari famili Pneumoviridae. Virus ini diketahui menyerang sistem pernapasan manusia.
"Ini bukan penyakit baru dan di negara ini, infeksi hMPV tidak perlu dilaporkan atau diberitahukan menurut Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 1988," katanya mengutip Straits Times.
Kementerian menghimbau agar masyarakat tetap waspada karena infeksi saluran pernapasan akan terus berkembang di masyarakat. Masyarakat perlu secara proaktif menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran infeksi kepada orang lain, terutama di tempat tertutup dan ramai.
Pemerintah Malaysia juga akan terus memantau perkembangan infeksi saluran pernapasan baik di dalam negeri maupun internasional. Termasuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengambil tindakan yang tepat.
"Sebagai langkah pencegahan dan pengendalian penyebaran infeksi, Kementerian Kesehatan terus melakukan pemantauan dari waktu ke waktu, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Ini termasuk virus penyebab Covid-19, influenza, dan infeksi saluran pernapasan lainnya," kata otoritas setempat.
6.Kata Kemenkes RI
Mengutip laman Kementerian Kesehatan (kemenkes) RI, lembaga itu telah mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Namun warga tetap waspada dan menjaga kesehatan guna mencegah risiko penularan virus ini.
Juru Bicara Kemenkes RI, drg. Widyawati menjelaskan bahwa langkah-langkah preventif bisa dilakukan. Mulai dari menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum dapat membantu mengurangi risiko tertular penyakit menular.
"Saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia. Meski begitu, kami mengimbau agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," kata Widyawati.
"Hal ini penting untuk memperkuat daya tahan tubuh dan mencegah penularan berbagai virus yang berpotensi mengancam kesehatan," jelasnya.
Pemerintah Indonesia juga terus memantau perkembangan situasi wabah HMPV di China dan negara-negara lain. Langkah antisipasi dilakukan melalui peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara, termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI).
"Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan langkah-langkah preventif yang efektif. Upaya ini dilakukan agar virus ini tidak masuk ke Indonesia," tambahnya.
7.Kata Eks Dir WHO
Di sisi lain, mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga, yang juga Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, menyoroti dikait-kaitannya HMVP dengan Covid-19. Namun dalam pernyataan ke CNBC Indonesia, ia mengatakan hal itu tidak tepat.
"Karena ada tiga hal," tegasnya.
"Nomor satu virus Covid-19 yang menyebabkan pandemi adalah virus baru, artinya varian baru dari virus corona... sementara HMVP bukan virus yang baru. Jadi apa yang terjadi di China saat ini bukan virus yang baru, sudah dilaporkan ke jurnal ilmiah tahun 2001 dan bahkan para ahli sudah menduga ini terjadi tahun-tahun sebelumnya," jelasnya.
Kedua, tambahnya, meski gejalanya sama dengan Covid-19 tapi perlu juga diketahui bahwa apapun infeksi saluran nafas- dengan beragam sebab seperti virus dan bakteri- gejalanya memang kurang lebih sama. Ia berujar kita tidak dapat membedakan satu penyakit dengan yang lain secara pasti, hanya dengan melihat gejalanya saja.
"Alasan yang ketiga, pada waktu Covid, kasusnya dimulai dari Wuhan, Tiongkok, lalu kasusnya bertambah secara cepat. Dan sekarang, karena ada penambahan kasus juga di Tiongkok, diberitakan rumah sakit banyak penuh, maka orang mengaitkannya... Itu tidak tepat," ujarnya lagi.
"Karena pada akhir tahun atau awal tahun di Tiongkok dan banyak negara empat musim, memang musim dingin sedang dingin-dinginnya dan kemudian inspeksi saluran nafas meningkat dari tahun ke tahun. Tahun lalu juga ada peningkatan kasus," tambahnya.
Meski begitu, ia menegaskan tentu kewaspadaan perlu. Pemerintah bisa melakukan survei dan masyarakat haru menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.