Pemerintah Kamboja mengatakan, 150 warganya tewas dalam bencana banjir yang terjadi sejak Agustus lalu. Kondisi serupa juga dialami oleh negara tetangganya, Thailand.
Menurut juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Kamboja Keo Vy, bencana ini merupakan yang terburuk sejak banjir yang juga melanda tahun 2000 lalu. Saat itu, banjir telah menyebabkan 374 orang tewas.
Air yang meluap dari Sungai Mekong dan di beberapa tempat lainnya, membuat sekira 217.000 hektar lahan pertanian. Selain lahan pertanian, 904 sekolah dan 361 kuil Budha juga mengalami kerusakan. Demikian diberitakan Associated Press, Minggu (2/10/2011).
Ratusan orang tewas terbunuh akibat banjir di Asia Tenggara, China dan Jepang dalam empat pekan terakhir. Banjir yang terjadi umumnya dipicu oleh badai yang menyerang.
Sementara negara tetangga Kamboja, Thailand juga tidak luput dari banjir. Negeri Gajah Putih tersebut juga dilanda banjir yang menewaskan 206 jiwa.
Banjir juga mempengaruhi wilayah Ibu Kota Thailand, Bangkok. Aliran Sungai Chao Phraya sudah memenuhi jalanan di beberapa wilayah, meskipun pihak berwenang telah membangun tanggul untuk mencegah banjir.
Badan Meteorologi Thailand memperingatkan 39 provinsi yang berada di timur dan pusat Thailand, untuk bersiap menghadapi banjir dan hujan deras dalam waktu beberapa pekan ke depan.
Filipina juga terpengaruh dengan angin topan yang melanda negaranya. Topan Nesat yang menyerang pekan lalu dikabarkan menyebabkan 55 orang tewas. Banyak dari warga Filipina yang tetap bertahan di rumahnya, terpaksa menaiki atap karena rumah mereka terendam air.
Kini topan Nesat sudah bergerak keluar Filipina namun kerusakan yang diakibatkan cukup besar. Sebagian besar wilayah Filipina pun masih banyak yang terendam air.