SEMARANG, KOMPAS.com - Hujan deras pada 7-8 Maret 2025 menyebabkan tanggul jebol di Sungai Tuntang dan Sungai Klitih pada Minggu (9/3/2025).
Akibatnya, banjir melanda 21 desa di enam kecamatan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Muhammad Chomsul mengatakan, kejadian itu menjadi bencana keempat dalam kurun waktu berdekatan.
Sehingga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan perhatian khusus terhadap bencana tersebut.
"Dukungan BPBD provinsi kami fokus berupa pendampingan penguatan sumber daya personel, peralatan, pengoordinasian ke Kabupaten Grobogan," tutur Chomsul melalui pesan tertulis, Minggu (9/3/2025).
Enam kecamatan terdampak banjir
Chomsul mengatakan, kondisi ketinggian air bervariasi mulai 10-100 sentimeter.
Adapun enam kecamatan yang terdampak yakni:
- Kedungjati
- Toroh
- Purwodadi
- Tawangharjo
- Gubug
- Tegowanu.
Laporan situasi yang diperbaharui pukul Minggu (9/3/2025) pukul 14.00 WIB menyebutkan, lebih kurang 2.174 keluarga terdampak.
Sebanyak 150 orang mengungsi di Gereja Desa Ringinkidul
Dia menuturkan, dua tanggul jebol berada di Sungai Tuntang, Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, dan Sungai Kliteh, Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu.
"Teman-teman di lapangan masih mengasesmen terkait kondisi kebutuhan warga terdampak. Logistik juga sudah digeser (diturunkan). Dinsos melalui Tagana Kabupaten Grobogan juga sudah turun, untuk membuat dapur umum di pengungsian. Untuk penanganan, kita juga bersinergi dengan BBWS Pemali Juana, mengingat kewenangan pengawasannya (sungai) di bawah BBWS," tuturnya.
Warga diminta tetap waspada

Meski memasuki musim kemarau (pancaroba), dia mengimbau warga untuk tetap waspada. Terutama wilayah dekat aliran sungai, seperti Bengawan Solo, juga pantai utara Jawa Tengah.
Dia mengingatkan agar masyarakat memperhatikan peringatan dini cuaca, yang rutin dikirim melalui berbagai media, seperti jejaring grup WhatsApp atau laman BMKG.
"Selain kesiapan diri, kesiapan terhadap surat surat penting juga diperhatikan. Bilamana sudah ada titik pengungsian, harap diperhatikan. Sehingga, ketika ada kondisi darurat tidak panik," imbuhnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga (PUBMCK) Jateng Hanung Triyono mengatakan, telah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai BBWS Pemali Juana. Pihaknya juga telah menyiagakan logistik perbaikan.
"Saat ini menunggu surut. Kita sudah menyiapkan alat berat, sandbag, dolken, dan bambu. Leading sector tetap dari BBWS PJ, PT KAI, dan BPBD," tutup Hanung.