KEBUMEN - Kebakaran hutan melanda kawasan hutan negara di wilayah Resor Pemangkuan Hutan (Sikayu), Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gombong Selatan. Total kawasan hutan yang dilalap si jago merah mencapai 19,75 hektare.
Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran hutan tersebut. Adapun total kerugian akibat kebakaran hutan yang dikelola Perum Perhutani tersebut ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Data yang dihimpun Suara Merdeka, kebakaran hutan terjadi di sejumlah titik. Antara lain, kebakaran di wilayah Desa Sikayu, Kecamatan Buayan terjadi Senin (3/10) mengakibatkan 14 hektare hutan hangus. Sisanya berada di Desa Wonodadi 1,5 hektare.
Jumlah tersebut berada di tiga petak. Di petak 20 A seluas 8 hektare dengan kerugian Rp 9 juta, petak 18 D seluas 3 hektare dan petak 13 F seluas 3 hektare. Dua kasus terakhir masing-masing menelan kerugian Rp 3,37 juta.
Sebelumnya, kebakaran yang menimpa hutan di petak 79 A Desa Wonodadi Buayan terjadi, Sabtu (1/10). Kebakaran sekitar pukul 16.30 itu mengakibatkan 1,5 hektare hutan rusak. Kerugian yang diakibatkan mencapai Rp 4.687.500.
Jalan Kaki
Camat Buayan Supoyo SSos membenarkan terjadinya kebakaran hutan yang dikelola oleh Perhutani tersebut. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan jajaran Muspika Buayan termasuk dengan Perum Perhutani BKPH Gombong Selatan. Selain membakar semak belukar, kebakaran tersebut kata dia, mengakibatkan banyak pohon jati tanaman tahun 2000-2002 rusak.
"Dari informasi pihak Perhutani, khusus untuk tanaman jati bisa tumbuh lagi saat musim penghujan," kata Supoyo kepada Suara Merdeka, Rabu (5/10).
Menurut Supoyo, kebakaran tersebut belum sampai mengancam pemukiman karena lokasi jauh dari pemukiman penduduk. Beruntung saat kebakaran turun hujan cukup deras sehingga api tidak meluas dan padam dengan sendirinya. Api sumber kebakaran masih diselidiki. "Jaraknya cukup jauh dari pemukiman penduduk. Perlu waktu sekitar satu jam berjalan kaki untuk mencapai lokasi hutan yang terbakar," kata mantan Camat Sempor tersebut.
Sementara itu, kebakaran juga terjadi di Petak 14 B yang membakar pohon jati tahun 1998 seluas 2,5 hektare. Kemudian di petak 13 B membakar jati tanaman tahun 2001 seluas 1,75 hektare. Kedua petak terakhir masuk wilayah Desa Kalisari, Kecamatan Rowokele.
"Api sudah bisa dipadamkan oleh petugas Perhutani bersama masyarakat," ujar Camat Rowokele Suyitno SSos.
Langit Memerah
Kebakaran hutan tersebut dapat terlihat hingga Kecamatan Kuwarasan. Menurut Firman (30) warga Kuwarasan, apinya terlihat cukup besar dari rumahnya, padahal jaraknya cukup jauh. Dia melihat dari perbukitan, langit di atas hutan yang terbakar terlihat memerah karena api.
"Kemarin malam malah jadi tontonan warga Kuwarasan, karena saking besarnya api," tandasnya.
Terkait kebakaran di kawasan hutan negara, Asper/KBKPH Gombong Selatan M Surahmat masih belum dapat dimintai konfirmasi. Adapun Kepala Sub Seksi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dan Bina Lingkungan Perum Perhutani KPH Kedu Selatan, Widayat Tri Nugroho mengaku, setiap kejadian telah dilaporkan ke KPH.
Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan pihaknya juga membentuk Satuan Pemadam Kebakaran (Satdamkar) yang melibatkan lintas-sektor. Mulai dari pamong desa, anggota LMDA, mandor hingga asper
sumber:suaramerdeka.com