Aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Tanahdatar dan Agam, Provinsi Sumatera Barat, Minggu (9/10/2011) malam, menunjukkan penurunan. Namun, gunung setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut itu masih dalam status Waspada level II.
Petugas Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BGPVMBG) Pos Pengamatan Gunung Api Merapi, Warseno, Minggu malam di Bukittinggi, mengatakan penurunan aktivitas ditandai dengan kegempaan yang mulai berkurang.
"Gempa vulkanik dibandingkan beberapa hari sebelumnya telah berkurang. Catatan BGPVMBG, kegempaan pada gunung hanya 14 kali, baik gempa tremor maupun gempa embusan," katanya.
Menurut dia, meski aktivitas vulkanik mulai menurun, jumlah letusan mengalami peningkatan, yaitu sudah 111 kali pada 1-8 Oktober 2011.
"Letusan pada Gunung Marapi ini telah menyemburkan abu vulkanik menuju tenggara atau ke daerah Pariangan dan Simabur, Kabupaten Tanahdatar," katanya.
Dia menambahkan, letusan pada gunung secara kualitas masih sama dibandingkan beberapa hari sebelumnya, yakni 100 meter-600 mater.
Penurunan aktivitas vulkanik Gunung Marapi tersebut belum disertai penurunan status kewaspadaannya.
Untuk itu, katanya, masyarakat tetap dilarang untuk mendekati gunung hingga radius tiga kilometer dari puncaknya. "Masyarakat yang tinggal di sekitar kaki gunung tidak usah khawatir gunung akan meletus karena kondisi gunung belum menunjukkan tanda-tanda ke arah itu," katanya.
Salah satu gunung aktif di Sumatera Barat (Sumbar) ini telah mengalami peningkatan aktivitas sejak 3 Agustus 2011 sekitar pukul 09.00. Gunung ini sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang setinggi 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah di Sumbar, seperti Agam, Tanah Datar, Padang Pariaman, dan Padang Panjang.
Sejak terjadi peningkatan aktivitas, BGPVMBG selalu memantau perkembangannya, tetapi tidak lagi mendatangi lokasi karena alat seismograf yang dipasang di Nagari Batu Palano dan Nagari Lasi sudah bekerja maksimal.
BGPVMBG telah memasang tiga alat seismograf dan satu analog digital pada ketinggian 2.000 meter di Nagari Batu Palano. Satu alat lainnya ditempatkan pada ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut di Nagari Lasi.
sumber:kompas