ANTARA News - Banjir lahar dingin berpotensi besar mengalir ke sektor barat yakni di wilayah sekitar Magelang, Jawa Tengah, kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono.
"Potensi tersebut disebabkan aliran material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi pada 2010 itu lebih halus. Pada saat erupsi 2010 material vulkanik di bagian barat merupakan jatuhan dan bukan awan panas," katanya.
Menurut dia dalam lokakarya Satu Tahun Erupsi Gunung Merapi, pada saat musim hujan, material vulkanik yang lebih halus di sebelah barat Merapi itu akan lebih mudah didorong oleh air hujan.
"Meskipun potensi terbesar berada di sektor barat, tidak menutup kemungkinan pula potensi serupa terjadi di sektor selatan, yakni Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," katanya.
Ia mengatakan, di bagian selatan Merapi kemungkinan masih akan terkena dampak lahar dingin yang membawa material vulkanik, tetapi diperkirakan tidak sedahsyat yang ada di Magelang.
"Jika ke arah selatan tidak sedahsyat di Magelang, karena pasir dan batu besar lebih sulit terbawa arus air hujan yang jatuh di puncak Merapi," katanya.
Namun demikian, di daerah selatan diperkirakan masih akan terus terjadi banjir lahar dingin sampai dua atau tiga musim hujan lagi. Jadi, potensi banjir lahar dingin diperkirakan masih akan terjadi sampai dua atau tiga tahun mendatang.
"Arah selatan pasti akan banjir karena masih banyak material awan panas seperti batu dan pasir yang menumpuk di kawasan itu dan kemungkinan tidak akan selesai dalam musim hujan tahun ini," katanya.
Menurut dia, secara umum ancaman banjir lahar dingin memasuki musim hujan tahun ini masih berada di sekitar lereng Gunung Merapi.
"Jurang-jurang di kawasan Gunung Merapi saat ini masih dipenuhi material vulkanik, meskipun sudah dilakukan pengerukan untuk normalisasi," kata Surono. (ANT)