Dalam pengumuman resmi pemerintah Thailand terbaru disebutkan lebih dari 500 orang tewas akibat banjir yang melanda negeri itu. Jumlah ini meningkat sebanyak 60 orang dari pengumuman sehari sebelumnya.
Sementara air kotor dari sungai dan tempat lain terus menggenangi Bangkok termasuk daerah-daerah yang sebelumnya diperkirakan akan aman dari terjangan bah.
Cuaca dilaporkan membaik, namun petugas kota masih berupaya keras menghalau luapan air yang menyerbu masuk ibukota dari arah utara Bangkok.
Meski demikian menurut pejabat resmi, hanya sekitar 20 persen dari wilayah ibukota yang terendam air meski warga tetap mengkhawatirkan akan munculnya wabah penyakit akibat tumpukan sampah, bangkai hewan serta limbah industri yang terbawa air.
Pekerjaan utama pejabat ibukota tersebut saat ini, seperti dilaporkan kantor berita AFP, adalah menghindarkan air dari wilayah pusat bisnis dan turisme yang yang hanya berjarak beberapa kilometer dari lokasi genangan saat ini.Mereka berupaya keras mendorong air mengalir ke arah timur dan barat ibukota agar banjir bergerak menuju laut.
Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengatakan pusat kegiatan ekonomi dan politik Bangkok akan tetap kering dan hanya berisiko kena genangan rendah dan sementara.
Tanggul karung pasir sepanjang enam kilometer menurut PM Yingluck, telah dibangun di utara Bangkok sementara lebih banyak pompa air digunakan di bagian lain ibukota untuk menghalau air merembes ke pusat kota.
Pasar akhir pekan Chatuchak, salah satu tujuan turis paling ramai di Bangkok, hari ini buka tapi banyak pedagang memilih tutup karena muncul peringatan akan kemungkinan terjadinya genangan.
Ratusan ribu warga diminta mengungsi dari rumah mereka di sejumlah distrik kota Bangkok namun banyak yang memilih bertahan meski banyak risiko berbahaya seperti tersengat aliran listrik, wabah penyakit, serta kurangnya pasokan air bersih dan makanan.
Sementara kantor berita AP menulis bersamaan dengan musim hujan yang sudah menggenangi Thailand selama lebih kurang tiga bulan terakhir, banyak warga yang sementara masih berada di daerah kering merasa takut karena nasib mereka jadi tak menentu.
"Kalau banjirnya cepat, kami ingin airnya cepat reda, itu saja. Sekarang sepertinya kami terjepit antara banjir atau tidak banjir, dan khawatir akan terus begini sampai akhir tahun karena airnya begitu banyak," kata Tassanee Euapongsakul, 52 tahun, yang tinggal di Bangkok.
Kegiatan bisnis dan administrasi sehari-hari juga banyak terganggu termasuk diliburkannya sejumlah kantor dan pusat belanja.
Menurut koran berbahasa Inggris Thailand, The Nation, gedung-gedung pengadilan di negeri itu ditutup antara tanggal 7 sampai 11 November karena banjir.