BELUM selesai duka akibat gempa 7,2 pada skala Richter (SR) yang menewaskan 600 orang tiga pekan lalu, rakyat Turki kembali dikejutkan gempa di bagian timur negara mereka. Kali ini gempa berkekuatan 5,7 SR mengguncang Distrik Edremit, sekitar 16 km di selatan Kota Van.
Wakil Perdana Menteri Turki Bersi Atalay menerangkan, gempa telah meruntuhkan 25 bangunan. Namun, ujar Atalay, hanya tiga bangunan runtuh yang di dalamnya terdapat banyak orang. "Dua hotel dan satu blok rumah runtuh," kata Atalay saat meninjau Bayram Hotel, salah satu hotel yang rubuh.
Lembaga Penanganan Bencana dan Gawat Darurat Turki (AFAD) menyatakan telah menyelamatkan 23 orang dari reruntuhan dua hotel tersebut. Stasiun televisi Turki, TRT, melaporkan adanya kemungkinan bahwa 100 orang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Mereka yang terjebak termasuk sekitar seratus wartawan dan sukarelawan kemanusiaan. Mereka menginap di hotel tersebut selama meliput dan membantu upaya pemulihan Kota Van pascagempa tiga pekan lalu di provinsi yang sama.
Beberapa yang berhasil diselamatkan adalah seorang bayi berumur 16 bulan yang langsung dilarikan menggunakan mobil ambulans ke rumah sakit di Ankara, ibu kota Turki.
Seorang lagi adalah Miyuki Konnai, warga Jepang yang menjadi sukarelawan untuk membantu korban gempa sebelumnya. Konnai berhasil ditarik keluar 6 jam pascagempa. Sejauh ini tujuh orang dilaporkan tewas.
Menteri Luar Megeri Ahmet Davutoglu yang sedang berada di Ercis, daerah terparah dampak gempa tiga pekan lalu, menerangkan 30 mobil ambulans dikirim melewati jarak 60 km ke Edremit. AFAD pun mengerahkan 22 pesawat untuk membawa bantuan medis dan tim penyelamat ke Edremit.
Turki termasuk negara yang memiliki tingkat kerawanan bahaya gempa tinggi. Negara ini berada di beberapa jalur patahan lempeng bumi. Ada dua zona utama patahan yang dituding sebagai sumber gempa di Turki, yakni Patahan Anatolia Utara dan Anatolia Timur. Gempa yang paling memakan korban banyak terjadi pada 1999 di wilayah barat Turki. Sekitar 20 ribu orang tewas akibat gempa tersebut.
Adapun dalam gempa tiga pekan lalu, korban tewas mencapai 600 jiwa. Sebagian besar jenazah terkubur hidup-hidup di bawah reruntuhan 2.262 bangunan.
Guna menjangkau korban hidup dan merelokasi korban tewas, pemerintah Turki kala itu mengerahkan 145 ambulans dan 1.275 regu penyelamat dari 38 kota. Turut pula enam batalion serdadu dari berbagai kesatuan. (Reuters/*/I-5)
Sumber: Media Indonesia