2.024 Desa di Jateng Rawan Longsor
TRIBUNNEWS.COM- Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng, Teguh Dwi Paryono, meminta kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor untuk waspada karena sudah mulai musim hujan.
"Masyarakat dan aparat yang ada di daerah longsor, harus waspada kemungkinan terjadinya bencana, terlebih pada tahun 2011 adanya siklus hujan musim lima tahunan," kata Teguh, di Semarang, Minggu (13/11/2011).
Selain siklus musim hujan lima tahunan, berdasarkan pemetaan oleh Dinas ESDM pada 2010, menurut Teguh terjadi perubahan penambahan daerah rawan longsor yang sangat mencolok.
"Pemetaan kami pada 2002 ada 27 kabupaten dan kota, 117 kecamatan dan 538 desa yang rawan longsor, dan sedangkan pada 2010 ada 27 kabupaten atau kota, 280 kecamatan dan 2024 desa rawan longsor," beber Teguh melalui pesan singkat, yang dikirim ke Tribun Jogja.
Perubahan tersebut, Teguh melanjutkan karena adanya perubahan tata guna lahan yang dilakukan oleh manusia dan iklim ekstrim di mana disertai curah hujan yang tinggi.
"Data kami, kejadian tanah longsor lima tahun lalu ada 109 kejadian dan menelan 74 korban jiwa, lalu faktor utama terjadinya tanah longsor adalan air dan kondisi geologi berupa batuan dan struktur tanah," papar Teguh.
Pihaknya telah melakukan perbagai tindakan antisipasi, di antaranya adalah sosialisasi dan pemasangan patok monitoring tanah longsor. (*)